Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo, "Baku Banting" Andre Rosiade-Arief Poyuono, dan PA 212

20 Juni 2020   15:59 Diperbarui: 20 Juni 2020   15:55 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Arief Poyuono I Gambar: tribunnews

Politisi Gerindra dan anggota DPR RI, Andre Rosiade nampaknya paling keras merespon sikap sesama kader senior, Arief Poyuono.  Andre mengatakan jika Arief Poyuono tidak memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan DPP Gerindra (MKD), maka Andre mengusulkan agar Poyuono segera dipecat.

Poyuono memang sedang jadi buah bibir dan mengundang reaksi keras dari internal partai Gerindra sesudah pernyataannya tentang “PKI dimainkan Kadrun”. Pernyataan Poyuono dianggap tidak mewakili Gerindra, dan karena menjadi kontroversi maka harus dipertanggungjawabkan di hadapan MKD,

Mengapa Andre yang paling keras menegur Poyuono? Mungkin saja Andre merasa ini hal yang sangat gawat dan mesti cepat diselesaikan oleh partai, tetapi jika ditarik lebih jauh, kedua politisi ini memang sudah sering saling “banting” di dalam rumah.

Contoh terakhir ketika Andre Rosiade juga pernah dipersoalkan oleh internal partai soal “Penggeberekan PSK di Padang”. Saat itu kondisinya hampir sama, rekan politisi Andre juga riuh, tetapi yang paling ribut adalah Arief Poyuono.

Saat itu, Poyuono mengatakan bahwa PSK tersebut adalah korban politik kerakusan dan kesombongan Andre Rosiade untuk pencitraan. Singkat cerita, Andre diperhadapkan di MKD, dan dinilai tidak bersalah.

Kembali ke desakan Andre agar Poyuono dipecat jika mangkir atau terbukti bersalah di di hadapan MKD. Menariknya, setelah pernyataan ini dikeluarkan oleh Andre, internal partai nampak sangat berhati-hati menanggapi.

Misalnya, Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad yang menegaskan bahwa usulan pemecatan tidak bisa diberikan melalui media. Namun, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang akan mengambil langkah sesuai AD/ART partai jika Poyuono tak hadir dalam sidang klarifikasinya itu.

Ya, kuncinya memang Prabowo. Lalu bagaimana sikap Prabowo nanti terhadap pernyataan Poyuono ini? Apakah Prabowo akan memecat Poyuono?

Saya pikir tidak semudah itu. Hitung-hitungannya dengan Poyuono tidak selesai hanya karena pernyataan “PKI dimainkan oleh Kadrun”. Poyuono itu kader yang cukup lama, unik dan memiliki peran yang nampaknya sengaja disiapkan oleh Gerindra (baca; Prabowo).

Mengapa unik? Jika bicara sepak terjang Poyuono sejak Pilpres 2019 lalu, saya rasa Poyuono ini adalah kader Gerindra yang realistis sekali. Poyuono membela mati-matian Prabowo di Pilpres 2019, tetapi juga terbuka jika pada akhirnya Gerindra bergabung dengan Jokowi suatu saat nanti.

Setelah Prabowo kalah, Poyuono tak malu-malu mengatakan bahwa akan sangat baik jika Prabowo bergabung dengan pemerintahan Jokowi untuk membangun negara. Bahkan Poyuono yang paling awal membicarakan Gerindra sebagai rekan koalisi Jokowi yang kritis.

Selain itu, Poyuono  juga kabarnya terlibat di kerja-kerja politik belakang panggung untuk mempertemukan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto, bahkan mengerjakan Lobi-lobi dengan sejumlah tokoh di lingkaran Istana Negara. Semua dia lakukan, meski mungkin mendapat cibiran saat itu dari lingkaran internal partai.

Inilah yang membuat  Poyuono nampak santai meliat reaksi dari Andre Rosiade dan kolega lainnya di Gerindra terhadap isu PKI dan Kadrun ini.  

Di wawancara terakhirnya, Poyuono selain mengatakan bahwa Andre sebagai anak baru di Gerindra juga  mengatakan bahwa Prabowo sangat mengenal dirinya dan mempersilakan Prabowo untuk mengambil langkah yang diperlukan. Sebuah sinyal bahwa Poyuono kemungkinan tidak akan diapa-apain Prabowo.

Saya menduga Poyuono adalah aset yang berharga bagi Prabowo mengingat posisi Prabowo mesti di-recovery sesudah bergabung dalam kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Ada perubahan peta politik, yang membuat Prabowo tidak mau kehilangan orang-orang tertentu yang melihat Gerindra secara realistis.

Salah satu yang harus di-recovery Prabowo adalah ketika kehilangan Persaudaraan Alumni (PA) 212 sebagai kelompok  pendukung.  Kemarin, Jumat (19/6/2020),  PA 212 sekali lagi menyatakan posisi mereka yang sudah tidak mendukung Prabowo lagi, dalam kesempatan lain bahkan PA 212 menyebut Prabowo sebagai pengkhianat.

Kepada wartawan, Ketum PA 212 Slamet Ma'arif tidak mau  mengomentari survei yang menyatakan kinerja Prabowo Subianto (PS) selaku Menhan paling memuaskan di antara menteri lainnya."Ya biarin aja, bukan urusan kita itu. Bagi kita PS sudah selesai alias finis," ujar Ma'arif.

Salah satu keterkaitan Prabowo, Gerindra dengan PA 212 adalah soal isu. Jika keterkaitan ini sudah lepas, maka Gerindra harus siap membangun isu baru. Ini sungguh penting secara politik, karena isu baru akan menunjukan kemana arah Gerindra dalam Pilkada atau bahkan Pilpres 2024 nanti.

Karena itu, jika ingin serius membahas soal “PKI dan Kadrun”, Prabowo akan hati-hati sekali. Isu apa yang mau dibangun dan proyeksi apa yang akan didapatkan ketika nampak pro dan kontra terhadap isu ini.

Melepas (baca; memecat) Poyuono yang sedari awal sudah berani mengambil resiko untuk bermain di isu lain meski tahu akan kehilangan kelompok pendukung seperti PA 212, rasanya akan menjadi sebuah restart total bagi Prabowo.

Dugaan saya, Poyuono tak akan dipecat, dan isu ini hanyalah gimmick untuk melihat potensi bagaimana gerak politik Gerindra ke depannya. Jika ada yang masih kurang paham bahkan emosional, mungkin benar kata Poyuono; anak-anak baru di Gerindra.

Kita tunggu saja bagaimana dan ke mana bola ini selanjutnya akan bergulir.

Referensi : 1-2-3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun