Kim Yo Jung marah karena menganggap Korsel tidak berbuat apa-apa terhadap aksi propaganda yang dilakukan para aktivis dan pembelot Korut yang menyebarkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan kedua negara itu.
Drama ini memang nampak lebih kejam atau seru dengan adanya Kim Yo Jung ini. Jika Kim Jong Un marah, satu Korut bisa takut, tapi jika perempuan marah, maka perang dunia bisa terjadi.
Peledakan ini kembali membuat Presiden Korsel Moon Jae-in kembali bingung, tapi nampak grogi dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang paling buruk, karena setelah peledakan tersebut, media Korut menghiasi beritanya dengan mengatakan bahwa Korsel itu seperti “anjing kampung”.
Menjadi menarik adalah melibat simbol “anjing kampung” yang ingin dikomunikasikan sang sutradara, Kim Jong Un melalui pengeboman gedung atau tindakan kekerasan ini.
Lagi-lagi, kasihan Korsel, karena menurut beberapa pengamat, Seoul terjebak di antara permainan emosi antara Pyongyang dan Washington, AS. “Anjing Kampung” seperti simbol bahwa ada rantai di leher Korsel yang ditarik sesuai keinginan Trump, tetapi Korut juga ingin sebagai “anjing kampung”, Korsel juga taat pada Kim Jong Un.
Selain itu, peledakan gedung, ancaman perang, hanyalah simbol dari Kim Jong Un untuk mencari perhatian Amerika Serikat atau Trump, agar serius mempertimbangkan Korut dalam segala kebijakan yang diambil.
Dilansir dari Guardian, Tobias Harris dan Victor Cha di Teneo Intelligence, sebuah konsultan yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa kegaduhan yang diciptakan Korut dan terarah ke Seoul sebenarnya adalah simbol untuk mengajak Trump agar kembali berdiskusi mengenai nuklir.
Pyongyang sepertinya mencoba untuk mendapatkan kembali perhatian Donald Trump, yang sedang disibukkan dengan Covid-19, protes massa anti rasialis, dan persiapan pemilihannya kembali.
Ada pembicaraan yang tertunda yaitu tentang program rudal nuklir dan balistik Korea Utara terhenti sejak pertemuan puncak Februari 2019 antara Kim Jong-un dan Trump berakhir dengan kegagalan.
Senada dengan Harris dan Cha, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul bernama Leif-Eric Easley , mengatakan penghancuran kantor penghubung adalah juga sebuah tindakan untuk memperingatkan Trump yang berencana melakukan latihan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan pada musim panas ini.
Bagaimana drama ini akan berakhir? Ah, ini baru permulaan. Ini bukan sinetron ala Indonesia yang dapat ditebak meski memaksa diproduksi beratus-ratus episode. Drakor Korea itu meski mungkin hanya belasan episode, tetapi kisah setiap episodenya penuh dengan misteri.