Rasanya untuk pertama kalinya saya menulis tentang antariksa.Â
Biasanya ide menulis muncul dari berita yang dibaca di media daring, namun berita tentang planet, antariksa, National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan sejenisnya, akan lewat begitu saja atau tidak menjadi perhatian.
Entahlah mengapa saya hiraukan, mungkin karena urusan saya dengan bumi belum usai, jika belum selesai di antarbumi untuk apa saya mengurus antariksa? Begitu kira-kira. Ahayy.
Akan tetapi pagi ini,berbeda. Â Berita dengan tangkapan gambar sebuah benda asing berbentuk seperti tulang manusia yang ditemukan di Mars sungguh menarik perhatian saya.Â
Saya lantas tersadar tersontak bertanya, mengapa saya harus tertarik, kan dulu-dulu tidak?
Entahlah (lagi), mungkin saja saya sudah mulai lebih serius memikirkan alternatif tempat tinggal lain selain di planet bumi, gara-gara Covid-19 yang katanya akan terus ada.Â
 Jika mereka (corona) mau tinggal disini, di bumi,  biar saya saja yang pindah ke Mars. Ah becanda, amit-amit, semoga hal itu jangan terjadi.
Mari ulas saja soal foto tulang manusia di Mars itu.Â
Setelah membaca judulnya, saya lantas bertanya-tanya; jika ini benar tulang paha manusia, ini tulang pria atau wanita? Orang dewasa atau anak-anak? usianya sudah berapa? Jika itu tulang hewan, hewan apa, tak peduli jenis kelaminnya, apakah sapi, kerbau atau mungkin unta, karena kontur Mars yang katanya berpasir. Â
Lebih daripada itu, pertanyaannya adalah dengan ditemukannya tulang ini, apakah berarti pernah ada kehidupan di Mars?
Bicara tentang Mars, maka narasi tentang adanya kehidupan masa lalu tetap menjadi misteri, tetapi kehidupan masa depan di Mars bahkan  sudah menjadi rencana dari orang-orang yang kerjaannya memang untuk memikirkan itu, NASA, SpaceX dan teman-temannya.