Kerena itulah, dalam riset ini ditemukan bahwa ada korelasi positif yang kuat antara kecerdasan dan kemampuan produksi humor. Semakin pintar seorang komedian, semakin baik dia menghasilkan humor berkualitas tinggi.
****
Saya tentu bersepakat dengan Greengross, bahwa komedian, terkhusus komika stand-up comedy yang baik adalah seseorang dengan kecerdasan yang tinggi. Contoh saja Cak Lontong yang materi komedinya itu nampak “berisi” tetapi dapat membuat orang tertawa.
Kuis yang dikreasinya dan pernah tampil di NETTv, TTS; Teka-teki sulit pun, menurut saya adalah bukti hal tersebut, orang dipaksa berpikir berbeda, melebihi batas pemikirannya, bagi orang lain memang nampak gila, tetapi itu bentuk kecerdasan yang menghibur.
Kembali ke Bintang Emon. Bagi saya, dari penjelasan Greengross, Bintang Emon tentu saja termasuk golongan “jenius” ini. Salah satu karyanya yang juga menjadi viral sebelum menohok kasus Novel Baswedan membuktikan itu.
Dalam video tentang Virus Corona misalnya, komedi Bintang Emon terlihat tepat mendidik, dengan penggunaan teks yang apik dan melebur dalam keseharian. Viral ya, tetapi juga berkualitas. Tentu ada proses analisis, dan lain sebagainya di dalamnya.
Lalu bagaimana soal serangan terhadap komedi Bintang Emon ini? Saya sih menjawab dengan sederhana, jika ada komedi tentang realita dan berupa kritik sosial ditanggapi terlalu berlebihan, maka persoalannya bukan pada kecerdasan seorang Emon, tetapi masalahnya mungkin pada kecerdasan para penyerang Emon. Begitu saja.
Salam