Bagaimana dengan para komedian? Samuel Janus melakukan riset pada komedian yang telah bekerja lebih dari 5 tahun. Â Sampel yang digunakan terdiri dari 55 komedian pria, dan menemukan bahwa mereka memiliki IQ di atas rata-rata, berkisar antara 115 hingga 160, dengan rata-rata 138.
Dalam penelitian Janus berikutnya, dengan sampel 14 komedian wanita, skor IQ juga tinggi, mulai dari 112 hingga 144, dengan rata-rata 126.
Merasa perlu memperbaharui riset tentang ini, Greengross lalu melakukan riset namun lebih sederhana, yaitu dengan tes kosakata 46-item yang mengharuskan responden untuk memilih kata dengan makna terdekat dari kata yang diberikan.
Hebatnya Komedian mengungguli para siswa Greengross dalam tugas ini, sekaligus memberikan bukti tidak langsung pada kecerdasan superior mereka.
Setelah tes kata itu, Greengross mungkin merasa bahwa interpretasi terhadap sebuah gambar juga dapat menjadi sebuah cara untuk menunjukan kecerdasan para komedian ini.
Greengross lalu membuat kompetisi dengan juri serta menggunakan tiga kartun tanpa teks yang diterbitkan The New Yorker setiap minggu, lalu meminta para komedian untuk menulis sebanyak mungkin teks lucu untuk semua kartun, dalam waktu 10 menit.
Kali ini, Komedian tetap unggul jauh, komedian menghasilkan teks yang lebih lucu dan juga menghasilkan jumlah teks yang lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh para siswa.
Jika ada yang menganggap bahwa hasil tes ini wajar, karena para komedian memang sehari-hari melakukannya, Greengross nampak tidak setuju.
Bagi Greengross, Â kualitas humor baik dan dilakukan di depan audiens membutuhkan investasi besar dalam waktu dan termasuk latihan tanpa henti dan peka mendengarkan reaksi audiens.
Untuk sampai di kualitas ini, Komedian perlu terus menerus untuk mengamati, menganalisis, menciptakan, berlatih, serta melakukan humor.Â
Oleh karena itu, Â mereka perlu untuk memikirkan materi baru setiap hari, menulis lelucon untuk tindakan mereka, tampil di atas panggung dengan umpan balik yang jelas dari audiens, dan menonton komedian lain, serta secara terus menerus mendiskusikan pekerjaan mereka
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!