Hanya jika telisik, ungkapan ini bisa digunakan untuk menghindar sekaligus mempersiapkan diri untuk mencari strategi yang tepat untuk menaikan elektabilitas Prabowo lagi.
Caranya tentu harus tim Andre yang memikirkannya, apalagi panggung bagi Prabowo amat terbatas di pandemi ini—dibandingkan Kepala Daerah seperti Anies, Ganjar atau Ridwan Kamil.
Salah satu cara yang dapat dipertimbangkan adalah mencari agenda yang dapat digunakan Prabowo agar tetap terlihat populer di depan publik. Ini pula harus hati-hati karena, jika salah maka bisa kontraproduktif.
***
Di tengah kebingungan para menteri “mencari panggung”, ada satu nama yang cukup mencolok di tengah isu pandemi yakni Menteri BUMN, Erick Thohir.
Sebagai informasi, elektabilitas Erick Thohir yang notabene bukan orang partai politik, dan juga bukan kepada daerah cukup tinggi. Erick menempati urutan ke-10 di daftar pendek hasil survei.
Apa yang dilakukan Erick? Biasa saja, berkaitan dengan tugasnya namun terlihat santat agresif.
Perhatikan saja, agenda sejak awal untuk merampingkan BUMN konsisten terus dilakukannya.
Dalam tiga bulan, 11 BUMN dipretelinya dengan pergantian direksi atau perampingan, dengan 8 BUMN di”operasi”nya dalam sebulan terakhir.
BACA JUGA: Inilah Hasil Perdebatan Luhut vs Djamester
Tentu saja ada suara pro dan kontra untuk setiap keputusan yang dibuat, tetapi untuk keberanian dan konsistensi, apresiasi perlu diberikan kepada mantan bos Inter Milan ini.