Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa Pentingnya Konflik Keluarga Krisdayanti dan Raul Lemos?

14 Juni 2020   07:16 Diperbarui: 14 Juni 2020   07:19 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari terakhir saya terlibat secara tidak sengaja dengan Raul Lemos, Krisdayanti dan kehidupan keluarganya. Apakah saya mengenal mereka? Ya . Apakah mereka mengenal saya? Ah, Ferguso, tentu saja tidak.

Begini ceritanya sampai saya merasa urusan ini penting dan harus dituliskan. Kemarin siang saya bertamu ke rumah seorang tokoh masyarakat bertujuan untuk membicarakan beberapa hal. Seorang perempuan, ibu-ibu, hampir menjadi nenek-nenek bahkan.

Nah, waktu saya bertamu itu tengah siang, dan saya sedikit kesal dibuatnya karena saya cukup menunggu begitu lama di depan rumah, bahkan harus dua kali mencuci tangan di depan rumahnya hanya untuk mengisi waktu luang.

"Permisi...Permisi...."

"Iya...tunggu pak..." ada suara dari dalam rumah, tapi belum keluar-keluar juga.

1 menit berlalu, lalu terdengar suara cukup keras, tapi bukan suara yang tadi menjawab, tapi suara dari televisi. Dari nada suara, itu infotainment, dan sedang membahas tentang artis Krisdayanti, Raul Lemos, dan keluarganya.

2 menit, dan saya yakin, bahwa ibu ini belum keluar karena masih menyaksikan berita gossip tersebut, karena tak berapa lama kemudian (syukurlah) suara dari televisi itu tidak terdengar lagi (televisi dimatikan), dan ibu itu keluar.

"Mari masuk Pak,...". Nah, ini nih, tertangkap korban infotainment.

Lain cerita lagi. Kemarin dulu, teman kantor, wanita juga, terlihat asyik menyaksikan sesuatu di layar handphonenya.

"Nonton apa ooo?" tanya saya.

"Deddy Corbuzier, nih ada Raul Lemos dan Krisdayanti".

Wadohhh....

***

Saya tentu tidak anti dengan berita infotainment, tetapi menurut saya berita tentang perseteruan keluarga Krisdayanti ini telalu dibesa-besarkan. 

Dari kasusnya sendiri dan juga dari bagaimana media mem-blowupnya heboh sekali, bahkan lebih besar dari kasus ayam geprek Ruben Onsu. Nah kalo yang kedua ni memang kasus benaran, kasus hukum pula.

Kasus keluarga Krisdayanti padahal terlihat sederhana. Dimulai dari chat Krisdayanti dengan Azriel, Aurel, lalu Krisdayanti dimarahin oleh Aurel, Raul Lemos tersinggung, lalu marah balik, lalu Krisdayanti dianggap tidak peduli dan lain sebagainya panjang.

Saya tentu tidak ingin membahas detil tentang konflik, bagaimana konflik ini terjadi dan lain sebagainya. Saya bukan pakar infotaiment apalagi pakar keluarga, jadi itu bukan kompetensi saya.

Bahkan seorang pakar saja seperti Kak Seto hanya memberikan komentar pendek; "Ya sebaiknya diselesaikan secara internal". Titik. Masak saya harus menimpali, "Ini sebenarnya ada akar masalah yang begitu pelik yang sebenarnya sudah berlangsung turun menurun..." Waduh, kacau.

Lalu pertanyaan pentingnya, bagaimana bisa konflik keluarga artis tersebut menjadi heboh dan nampak dinikmati publik?

Ya, mungkin ada yang akan mengatakan "Salahkan saja media, infotaiment yang memberikannya, lalu mengapa juga Dedy Corbuzier mau membahasnya di acara podcastnya?"

Saya pikir ada benar juga sih, tetapi sebenarnya karena penonton---bisa juga saya dan pembaca sekalian, yang tanpa disadari mendorong tayangan itu terus bermunculan di permukaan.

Seperti ini. Di rumah, anggota keluarga bisa menghabiskan waktu paling tidak dua jam hanya untuk menonton bagaimana cerita keseharian sebuah keluarga selebritis, yang hampir tidak ada gunanya.

Lalu setelah saya bertanya, apa sih menarik dari acara ini. "Pembantunya lucu", "Tas yang dipakai lucu" , dan lain sebagainya.  "Lucu?? Tuh lihat tuh, pulsa listrik berkurang 5 Kwh karena dua jam menonton yang begituan".

Bukan itu saja, seorang teman kantor pria, protes pada saya karena istrinya menghabiskan waktu di depan televisi untuk menonton acara masak-masak, orang makan yang enak-enak dan sebagainya.

"Lalu apa masalahnya, kurang waktu dengan kamu?" tanya saya.

"Bukan, persoalannya adalah makanan di rumah yang dimasak itu tidak mengalami peningkatan secara kualitas, meskipun dia menonton acara masak-masak di televisi".

"Nah, itu salah persepsi om. Kamu suka nonton bola kan? Minimal dua jam satu pertandingan, nah kualitas permainan bolamu akan semakin baik, tidak juga kan?" jawab saya, berusaha membela mama-mamak muda.

"Oh iya..ya..."

Itu baru acara memasak. Belum lagi jika dia terkejut mengetaui jika istrinya menghabiskan minimal 3 jam sehari menonton drakor, bisa stress berat dia.

Pertanyaan pamungkas. Lalu apa pentingnya kasus di keluarga Krisdayanti, Raul Lemos ini?

Jika ketika menonton ini, tentu sangat baik jikalau seusai menyaksikan konflik ini seperti mengingatkan agar kehidupan keluarga harus tetap dijaga harmonis, meski terpisah jarak dan keadaan.

Saya melihat sendiri bahwa memelihara komunikasi, keharmonisan keluarga yang terpisah, karena cerai dan sebagainya memang tidak mudah. Apalagi bagi anak, yang statusnya berubah menjadi anak tiri dan sebagainya.

Secara pribadi, saya melihat, fokus agar pertumbuhan mental anak saat berada di situasi tersebut harus menjadi perhatian, orang tua memiliki peran yang penting dan harus sabar untuk  berada di situasi seperti ini.

Untuk itu, setuju dengan Kak Seto, hal ini harus diselesaikan secara internal. Jika memang sudah terlanjur terkuak di permukaan, secepatnya harus diminimalisir dan jangan diperkeruh lagi.

Terakhir, saya mengira ini menjadi heboh juga bukan karena esensi masalah yang saya sebutkan di atas ini. Bukan, tetapi karena netizen butuh hiburan. Lha lihat saja, di berita konflik terdapat komentar nyeleneh.

"Kak Seto kok tambah tua ya..". "Krisdayanti bertambah gemuk ya..". " Raul Lemos lebih ganteng di Instagram daripada di sini," dan lain sebagainya. Waduhh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun