Hingga sekarang, Korsel sendiri masih bingung, kenapa tentara mereka ditembak?
Nah, pola yang sama ini berlanjut. Kim Jong Un dikabarkan memimpin rapat nuklir, nah Kim Yo Jong marah-marah ke Korsel.Â
Korsel sendiri bingung, karena pembelot ini juga tidak diundang, ngomong-ngomong sendiri, tetapi mereka yang dimarahin.
Korsel tentu grogi juga. Karena bicara Korea Utara, maka bicara nuklir, perang dan sebagainya.Â
Di dalam suasana pandemi seperti ini, mencari musuh, atau ditembaki tanpa alasan akanlah tidak mengenakan.
Lalu apa yang dapat diduga dari dua peristiwa ini? Kemungkinan, Kim Yong Jong sedang latihan, latihan menunjukan kapasitas dirinya jika benar-benar akan memimpin Korut seusai Kim Jong Un.
Entahlah dimana Kim Jong Un sedang berada, namun sepertinya semakin santer, Kim Jong Un sedang tidak sehat, sekarat, atau mungkin telah meninggal.Â
Artinya, Kim Yong Jong cepat atau lambat akan menjadi pemimpin Korea Utara selanjutnya.
Kim Yong Jong mulai berlatih untuk bicara tentang kebijakan politik dalam negeri dalam hubungannya dengan negara lain dan  tentu saja latihan marah atau mengancam kepada negara lain, sasarannya adalah Korsel.
Sebelum-sebelumnya hal ini sudah terlihat. Bahkan, berdasarkan riset laporan dari US Congressional Research Service (CRS) atau Layanan Riset Kongres Amerika Serikat (AS) disebutkan bahwa Kim Yo-jong adalah di antara kandidat yang paling mungkin untuk menggantikan Kim Jong-un.
Penilaian itu didasarkan akan kiprahnya yang menonjol selama ini, termasuk memainkan peran penting dalam diplomasi yang dilakukan Kim jong Un dalam pertemuan-pertemuan penting negara, seperti pertemuan puncaknya dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura dan Vietnam tahun lalu.