Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hati-hati Penipuan Bermodus Giveaway dan Mengapa Nama Ibu Kandung Penting di Perbankan

7 Juni 2020   18:01 Diperbarui: 7 April 2021   15:52 8852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
giveaway, cara penipuan yang sedang viral. Gambar : Mashable via Kompas.com

Giveaway nampaknya sedang menjadi tren pekan ini bagi warganet, terutama bagi pengguna media sosial Twitter dalam pekan ini. Mulai dari yang asli maupun palsu. Ya, memang ada kompetisi giveaway yang benaran, tetapi ada juga yang nampaknya bermotif penipuan.

Giveaway sendiri adalah sebuah pemberian hadiah secara cuma-cuma kepada masyarakat yang terpilih setelah sebelumnya berkompetisi dengan  mengikuti aturan dari sang pemberi.

Seperti yang diberitakan oleh Kompas.com, tentang netizen yang  bersedia memberikan hadiah berupa ponsel keluaran Apple kepada warganet yang memenuhi syarat giveaway ini.

Syarat itu antara lain, harus mengikuti akun tertentu, me-retweet, menyukai twit tertentu, menuliskan alasan, dan menyebut 3 akun teman dalam kolom komentar.

Tujuannya tentu bukan sekedar senang-senang atau dianggap seperti dermawan yang sedang ulang tahun, tidaklah, namun tentu ada kepentingan tertentu, dan kebanyakan dari pelaksanaan giveaway  tersebut adalah bermaksud untuk tujuan promosi atau marketing.

Lihat saja dari konten giveaway itu saja, sudah diperoleh retweet sebanyak lebih dari 37.700 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 37.900 kali oleh pengguna Twitter. Nah, ini cara bagus untuk promosi dan menambah follower kan?

Akan tetapi ada giveaway yang juga palsu atau bermotif penipuan. Dilansir dari Detik.com, Giveaway bermotif penipuan ini bukan terendus dari hadiah yang diberikan tetapi syarat yang diberikan.

Sang pemberi sayembara dengan hadiah saldo digital, memberikan syarat bagi yang ingin memenangkan giveawaynya agar mengirimkan foto pribadi sekaligus dengan nama ibu kandungnya.

Bagi yang tak mengerti, maka seperti dihipnotis akan mengirimkan foto terbaiknya, dan juga tanpa merasa ada udang di balik batu mengirim nama ibu kandungnya. 

Akan tetapi, bagi yang sudah mengerti bahwa berbahaya  memberikan data pribadi terutama data nama Ibu Kandung, maka langsung menilai bahwa ini bisa jadi adalah modus sebuah penipuan.

Nama Ibu Kandung Amat Penting Untuk Kerahasiaan Data di Perbankan

Di dalam dunia perbankan, sudah banyak diketahui bahwa nama ibu kandung seperti sebuah superpasword bagi pengguna, sehingga seseorang dapat dibobol rekeningnya ketika diketahui nama ibu kandungnya.

Sampai sekarang, Perbankan masih menggunakan nama ibu kandung sebagai kata sandi untuk pertanyaan keamanan. Misalanya, ketika kartu kredit terblokir, maka verifikasi untuk mengaktifkannya kembali adalah dengan menjawab pertanyaan keamanan: “Siapa nama ibu kandung Anda?”

Mengapa nama ibu kandung yang digunakan? Dari berbagai sumber yang saya baca, sejarahnya adalah dalam sistim patriarki, dikatakan bahwa perempuan-perempuan di negara atau budaya tertentu akan mengganti namanya ketika sudah menikah dengan mengganti nama belakang mereka sesuai nama belakang suami.

Karena itulah, nama gadis ibu kandung menjadi sesuatu yang amat privat dan dirasa tak mudah diketahui orang banyak, kecuali oleh keluarga sendiri.

Melihat ini, sejumlah bank di luar negeri lebih spesifik menggunakan nama "gadis" ibu kandung sebagai sandi keamanannya. Inilah yang selanjutnya diadopsi oleh sistim perbankan di negara kita.

Konon, penggunaan sandi nama Ibu Kandung ini sudah berlangsung lama—dari 1882, sehingga memang perlu untuk dirubah. Apalagi dalam sistim sekarang banyak verifikasi, bukan hanya Perbankan yang mensyaratkan nama ibu kandung juga, dan bahkan tidak menjadi rahasia lagi.

Persoalannya, hal itu belum dirubah sepenuhnya atau masih digunakan banyak di dalam sistim Perbankan kita oleh karena itu kehati-hatian terhadap hal-hal semacam ini harus terus ditingkatkan.

Kembali ke topik penipuan giveaway ini. Menurut saya, sebenarnya sederhana saja agar jangan mudah terpancing penipuan jenis instan begini. Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan;

Pertama, perhatikan dengan jeli siapa user yang membuat kompetisi giveaway tersebut. Jika meyakinkan ya ikut, tetapi anonim atau akun palsu, maka jangan ambil resiko. Tapi kalau tidak ada kerjaan yang bisa dicoba-coba.

Kedua, mulai belajar kritis terhadap syarat-syarat mendapat undian atau sodoran hadiah gratis . Dahulu, nomor KTP, nomor rekening yang diminta, sekarang lebih mudah.

Bukan saja nama ibu kandung, tetapi nomor verifikasi yang muncul di nomor handphone jika berani disebutkan, maka otoritas terhadap jalur paling rahasia di handphone kita bisa diambilnya. Kita mesti update terus terhadap penipuan semacam ini yang akan semakin marak.

Ketiga, jangan mudah percayalah dengan tawaran hadiah instan semacam ini. Jika ada yang dapat ya memang beruntung, dan tidak semua itu beruntung.

Ada yang perlu bekerja dahulu, mendapat uang baru membeli barng diinginkannya, tetapi ada yang bisa hanya klik sana sini dapat barang, tetapi ada yang sial ditipu. Kita tentu tidak mau masuk golongan terakhir kan?

Saya sendiri pernah hampir ditipu, makanya cukup geram untuk penipuan sejenisnya. Di keluarga bahkan ibu saja juga hampir ditipu saat jaman penipuan masih diminta kirim lewat kantor pos. Hadiah waktu itu mobil, saya bahkan ikut membantu mengirim lewat pos. Waduh.

Nah, bayangkan saja, jika ibu kandung saja bisa hampir ditipu, apalagi kita yang hanya diminta nama ibu kandung saja. 

Artinya, mesti lebih berhati-hati berhadapan dengan yang soal beginian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun