Salah satunya ketika dalam kesempatan yang sama pada Jumat kemarin, Luhut menjelaskan tentang tiga tahap yang ditempuh pemerintah saat ini yakni, tahap before exit strategy atau sebelum pemulihan dijalankan, tahap pemulihan ekonomi dan tahap evaluasi secara berkala.
Di tahap pertama, Luhut menjelaskan bahwa tes baik rapid maupun swab masih akan terus dilakukan dengan tracing sebanyak-banyaknya untuk mengetahui titik persebaran virus.
Di tahap kedua, direncanakan kegiatan ekonomi akan dibuka secara bertahap dengan kebijakan untuk setiap daerah nanti akan berbeda, sesuai dengan situasi pandemi di tempatnya masing-masing.
Di tahap ketiga ini, evaluasi secara berkala akan terus dilakukan oleh pemerintah. Untuk menilai dari sisi kesehatan maupun perputaran roda ekonomi.
Keren kan penjelasan Luhut diatas?
Kiprah Luhut selama masa pandemi ini memang sangatlah aktif. Ini cukup baik—artinya bisa lebih baik, minimal menunjukan kuatnya posisi pemerintah yang dianggap beberapa pihak nampak lunak dalam beberapa hal. Memang serba sulit pemerintah sekarang, lunak salah, keras apalagi.
Bukan itu saja, Luhut juga tak segan-segan untuk head to head, adu kepala dengan para pengkritik pemerintah dan dirinya jika dianggap telah off side. Langkah yang membuat para pengkritik juga ketar ketir dibuatnya.
***
Tiba-tiba teringat teman main futsal yang namanya Syamsul. Syamsul ini kalo bermain kayak bulldozer. Pergerakan larinya juga hanya vertikal dan horizontal, kaku banget. Badannya cukup tambun, sehingga jika berlari maka peristiwa tubrukan dengan pemain lawan akan terjadi.
Ya ialah, Syamsul ini bekas pemain bola lapangan besar, bek kanan. Di kampung kami, jargon yang terkenal bagi pemain bola lapangan besar apalagi seorang berposisi pemain belakang yakni “bola boleh lewat tetapi orang jangan”.
Bayangkan saja jika ini dibawa ke lapangan futsal, yang para pemainnya kebanyakan remaja tanggung dengan kaki dan betis kecil, berhadapan dengan Syamsul, maka abis sudah. Bola boleh lewat, kaki patah mungkin.