Selama ini relasi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Joko Widodo tidak bisa dibilang buruk, namun juga tidak bisa dibilang dekat. Â Secara personal, keduanya terakhir kali bertemu saat KTT G20 di Osaka, Jepang pada akhir Juni 2019.
Ada sebuah  gesture menarik dari pertemuan keduanya di Osaka tersebut. Saat sedang bersama-sama menanti pertemuan di ruang tunggu di Itnex Osaka.  Jokowi melakukan foto bersama dengan Trump. Bahkan, Trump sempat menawari Jokowi permen ketika berada di ruang tunggu.
Sesudah pertemuan itu rencananya Jokowi -- Trump akan kembali bertemu di akhir Februari di sela-sela pergelaran KTT ASEAN-AS 2020 di Las Vegas, AS pada Februari 2020. Sayangnya agenda pertemuan bilateral itu harus ditunda karena Pandemi Covid-19.
Kemarin, Jumat (24/4/2020) pukul 20.00 WIB di Istana Kepresidenan Bogor Jokowi dan Trum berkomunikasi melalui sambungan telepon.
Dari inti pembicaraan seperti yang diberitakan oleh Kompas.com, kedua kepala negara bertukar pikiran mengenai penanganan Covid-19.
Terkhususnya  mengenai upaya untuk mengatasi kekurangan alat kesehatan dan alat perlindungan bagi tenaga medis, seperti ventilator, APD, dan masker.
Bahkan kabarnya, soal ventilator, Presiden Trump menjelaskan mengenai upaya pembuatan ventilator di negaranya dan menyampaikan akan mengirim ke Indonesia apabila sudah siap.
Ini tentu sebuah kabar baik, saling membantu antar negara menjadi tindakan terpuji, tentu dengan sebuah keikhlasan.Â
Ini persoalannya, berkomunikasi soal kerjasama apapun dengan seorang Trump---sebenarnya juga dengan para pemimpin negara lainnya seperti China, Rusia, bisa dikatakan sebagai sebuah gestur politik negosiasi, saya beri apa dan dapat apa.
Peristiwa terakhir yang dapat menjadi referensi adalah bantuan APD Rusia kepada Amerika Serikat dalam jumlah yang tidak sedikit, padahal ada udang di baik batu. Disinyalir bantuan tak terduga ini disebabkan karena karena Trump telah membantu Rusia dalam perang dagang minyak dengan Arab Saudi.
Narasi lengkap tentang hal ini dapat dibaca di tulisan, Ternyata Ini Alasan Kemesraan AS dan Rusia Lawan COVID-19
Kemudian, jika harus menebak, Â apa yang yang akan "diminta" Trump untuk bantuan APD nya ini? Dari sumber berita yang sama, Trump sudah mengisyaratkannya, bahwa dirinya dan Jokowi juga telah sepakat untuk memperkuat kemitraan di bidang perdagangan dan ekonomi setelah masa pemulihan ekonomi setelah Covid-19.
Jokowi harus menerimanya, meski tidaklah mudah, karena menjalin kerjasama dengan AS secara langsung atau tidak langsung dapat mengganggu relasi Indonesia dengan China, negara investor besar di Indonesia, yang kebetulan "musuh" AS secara ekonomi. Â Perang dagang antara AS-China memang tak mereda.
Situasi ini memang perlu dicermati dengan baik. Beberapa pengamat mengatakan bahwa tindakan AS untuk meminta negara-negara sekutunya untuk meminta pertanggungjawaban China sebenarnya dapat dipandang sebagai usaha untuk merecoki perang dagang antara keduanya---minimal sampai tuduhan AS kepada China soal Corona ini terbukti atau tidak.
Artinya Jokowi harus jeli membaca hal ini. Berdiri di antara kedua negara adikuasa yang memang adalah negara tujuan eksportir yang besar bagi Indonesia ini, terasa lebih menguntungkan jika dapat terlihat tidak terlalu memihak.
Secara ekonomi memang mungkin harus berpihak---banyak negara juga melakukannya karena ini adalah bagian dari kestabilan ekonomi, tetapi keberpihakan yang akhirnya terjebak pada pertikaian politik antara kedua negara (AS dan China) mungkin akan merugikan bagi Indonesia ke depan.
Namun, Trump adalah sosok yang sulit ditebak, bisa saja ini memang murni dari sebuah pertemanan.Â
Sosok Trump ini  memang kontroversial. Dia  berani menghentikan dana untuk badan kesehatan dunia,WHO, lalu terus mendesak China untuk mengakui bahwa ada yang tidak beres di Wuhan, selebihnya Trump baru mengusulkan jikalau bisa injeksi desifenktan dilakukan ke dalam tubuh manusia.
Tulisan tentang ini dapat dibaca di Gawat, Ide Gila Trump : Injeksi Desifenktan ke dalam Tubuh
Artinya, menduga bahwa Trump sedang berakrobat politik mellaui ventilator juga bisa keliru. Bisa saja perbincangan ini memang murni soal bantuan APD dan ventilator.Â
Bisa saja itu terjadi karena nampaknya Trump memang sedang ikhlas dalam memberi bantuan, karena selain Indonesia,  Trump juga akan mengirimkannya kepada "teman-temannya" di  Ekuador, El Salvador dan Honduras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H