"Bahkan pemutih atau isopropil alkohol yang sudah sangat diencerkan saja masih tidak aman. Ini benar-benar ide yang gila," kata Balmes.
Ide gila Trump yang terdengar menyerupai lelucon ini, sepertinya ditanggapi serius oleh beberapa pengamat kebijakan publik. Bahkan ada yang kuatir, jika tidak dijelaskan dengan detil, ada ada warga AS yang akan meminum desifenktan.
Adalah Robert Reich, seorang profesor kebijakan publik dari University of California di Berkeley yang menghimbau agar jangan satupun warga yang menurut usul Trump tersebut.
"Briefing Trump secara aktif membahayakan kesehatan masyarakat. Boikot propaganda. Dengarkan para ahli. Dan tolong jangan minum desinfektan," kata Reich.
Apakah Donald Trump Mengalami Masalah Mental?
Ini beban berat bagi warga AS. Selain terus mawas diri untuk menghadapi Covid-19 dengan berbagai macam persoalannya, namun juga dipusingkan dengan tingkah dari sang Presiden, Donald Trump yang suka nyeletuk seenaknya.
Sebenarnya, warga AS mungkin sudah terbiasa dengan Trump, apalagi beberapa penelitian memang mengatakan bahwa Trump memiliki persoalan dengan kesehatan mentalnya.
Seperti  Januari lalu, Profesor Bandy Lee dari Universitas Yale yang mengepalai kelompok ahli kesehatan mental, mengatakan kepada The Independent bahwa Trump memang bermasalah dengan mentalnya, dari rujukan beberapa peristiwa.
Baca Juga :Â Donald Trump Ngamuk, WHO Tidak Diberi Dana
Misalnya, saat Trump dalam merespons demonstrasi di Kedutaan Besar AS di Baghdad dengan melancarkan serangan drone yang menewaskan Panglima Garda Revolusi Iran Qassim Sulaimani. Trump terlihat santai-santai saja sesudah memerintahkan hal tersebut.
Ini berarti, Trump memang secara psikologi dan mental dapat dikatakan berbahaya.
Pada 2018, isu tentang Trump yang gila ini juga dipublikasikan oleh beberapa buku. Seperti buku karya jurnalis Michael Wolff yang berjudul Fire and Fury: Inside the Trump White House, He Dangerous Case of Donald Trump karya Bandy X Lee, Twilight of American Sanity karya Allen Frances, serta Fantasyland karya Kurt Andersen.