Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Tertawaan Soal Definisi

23 April 2020   17:20 Diperbarui: 23 April 2020   19:19 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Najwa Shihab I Gambar : instagramNajwa

Tak sedikit yang menertawakan Jokowi gara-gara urusan atau soal definisi "Mudik dan Pulang Kampung". Dalam acara talkshow Mata Najwa,  Jokowi mengatakan bahwa definisi dari kedua frasa ini berbeda.  Sebagai host, Najwa Shihab yang menimpali bahwa kegiatannya sama, yakni pulang kampung.

Para penertawa akan puas sampai disitu dengan gelak tawa membuat Jokowi tersudutkan, bahkan nama seorang ahli bahasa dibawa-bawa, kabarnya sang ahli bahasa  juga bingung perbedaan antara "Mudik dan Pulang Kampung"  yang dikatakan oleh Jokowi.

Dalam acara tersebut, Jokowi nampak tenang menjelaskan perbedaan kedua hal ini. Jokowi lantas berusaha menjelaskan bahwa mudik itu dilakukan pada hari raya, sedangkan pulang kampung diberikan contoh dengan orang yang harus lebih dahulu pulang karena tidak mempunyai pekerjaan di Kota dan harus pulang kampung.

Perang definisi pun berlangsung, bagi penertawa, mudik tak ada beda dengan pulang kampung, bahkan adu definisi pengertian dalam KBBI pun diberikan, sedangkan yang berusaha memahami Jokowi, apa yang dikatakan oleh Jokowi diamininya.

Membahas soal definisi memang tidak mudah. Dari berbagai referensi, definisi pun terdiri dari berbagai klasifikasi. Definisi nominal, definisi formal, definisi operasional, definisi paradigmatis dan definisi luas.

Belum lagi jika membicarakan teknik menyusun definisi, ada yang ektensional dan denotatif dan intensional.

Berbagai definisi ini cukup kompleks untuk dipahami. Saya berikan saja dua contoh dari  definisi formal; dan definisi paragdimatis.

Definisi formal disebut juga definisi terminologis, yaitu definisi yang disusun berdasarkan logika formal yang terdiri tiga unsur.Struktur definisi ini berupa "kelas", "genus", "pembeda" (deferensiasi).

Ketiga unsur tersebut harus tampak dalam definiens. Struktur formal diawali dengan klarifikasi, diikuti dengan menentukan kata yang akan dijadikan definiendium, dilanjutkan dengan menyebut genus, dan diakhiri dengan menyebutkan kata-kata atau deskripsi pembeda.

Pembeda harus lengkap dan menyeluruh sehingga benar-benar menunjukkan pengertian yang sangat khas dan membedakan pengertian dari kelas yang lain.

Sedangkan Definisi paradigmatis/personal bertujuan untuk mempengaruhi pola berpikir orang lain. Definisi jenis ini disusun berdasarkan pendapatan nilai-nilai tertentu.

Ada empat ciri-ciri definisi paradigmatis, yakni; disusun berdasarkan paradigma (pola pikir) nilai-nila tertentu, berfungsi untuk mempengaruhi sikap, perilaku, atau tindakan orang lain, bertujuan agar pembaca mengubah sikap sesuai dengan definisi, berhubungan dengan nilai-nilai tertentu, misalnya: bisnis, etika, budaya, ajaran, falsafah, tradisi, adat istiadat, pandangan hidup.

Melihat dari kedua penggolongan definisi saja, mungkin kita akhirnya setuju bahwa adalah sesuatu yang wajar, jika definisi itu bisa saja subyektif, meski untuk esensi yang dilakukan bisa obyektif.

Untuk ini setuju dengan yang dikatakan Najwa kegiatannya boleh sama, namun Najwa juga mesti paham bahwa meski kegiatan sama, maksud bisa saja berbeda, sehingga  Jokowi tidak bisa dikatakan keliru untuk itu.

Kerumitan ini membawa saya lebih tertarik membahas dari sisi konteks. Jokowi nampaknya menganggap bahwa menggolongkan mudik dan pulang kampung berbeda dari segi maksud bisa sangat strategis.

Salah satunya adalah dari menganalisa data. Apakah jumlah jiwa yang pulang kampung lebih banyak dari mudik, atau sebaliknya? Bukan itu saja, mengapa orang memilih pulang kampung daripada tidak sekalian menunggu mudik?

Pertanyaan-pertanyaan ini membuat pemerintah mulai berhitung. Berapa jumlah logistik yang harus disediakan untuk orang yang tidak mudik, lalu bagaimana daerah juga mempersiapkan diri untuk menerima orang yang telah pulang kampung.  Setelah data itu dipertemukan, lalu kebijakan larangan mudik diberlakukan.

Tak apa menilai Jokowi salah mendefinisikan tentang mudik dan pulang kampung, namun jangan terlalu lama berada di situasi tersebut, harus ada yang dilakukan sekarang yaitu patuhi saja larangan pemerintah demi kebaikan bersama.

Bersama melawan pandemi covid-19 lebih penting daripada terus berargumentasi soal definisi "mudik dan pulang kampung."

Salam

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun