Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Erick Thohir, Zidane Jokowi yang Bisa Bergaya Gatusso

21 April 2020   05:11 Diperbarui: 21 April 2020   05:14 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Erick Thohir.Foto :(Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan)

"Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak. Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan mesti impor, bahan baku mesti impor," kata Erick.

Siapa yang disinggung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ketika mengatakan kalimat di atas, tentu saja mafia alat kesehatan (mafia alkes). 

Ada permainan dari para mafia ini yang menurut Erick membuat  Indonesia terlena dengan impor bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan ketimbang memproduksi sendiri di dalam negeri.

"Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan baku dari luar negeri untuk industri obat. Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya, Kamis (16/4/2020) dilansir dari Kompas.com.

Siapa yang mengira seorang Erick Thohir akhirnya jadi "pemberani" seperti ini. Padahal, sedari awal penunjukannya oleh Jokowi untuk menjadi Menteri BUMN, tak banyak yang memperkirakan Erick akan berani main sikat seperti ini.

Saya termasuk yang tak memperkirakan bahwa Erick akan bisa bergerak liar seperti ini. Jika dilihat dari sudut pandang lapangan hijau, saya malah menganggap mantan bos Inter Milan ini palingan "hanya" mampu berperan seperti seorang Zinedine Zidane, gelandang wahid asal Prancis.

Zidane Zidane I Gambar : givemesport
Zidane Zidane I Gambar : givemesport

Ketika masih aktif sebagai pesepak bola profesional, antara 1989 dan 2006, Zidane yang sekarang menjadi pelatih Real Madrid ini memiliki gaya permainan yang khas. Pemenang Ballon d'Or 1998 itu dikenal sebagai  pemain yang bergaya elegan.

Elegan? Ya, Zidane bisa menggiring bola seperti seorang ballerina, nampak indah terlihat, lembut, meski sebenarnya dia sedang memanipulasi bola atau menciptakan ruang yang sebelumnya bahkan nampak tidak ada.

Selain itu,Zidane juga dianggap pemain yang visioner yang membuatnya sangat spesial, sehingga membuat pelatih Italia di Piala Dunia 1998, Cesare Maldini, berkata: "Saya rela memberikan lima pemain demi memiliki Zidane di skuad saya."

Baca Juga : Menyimak Peran Mahfud Md, Regista Andalan Jokowi

Dari amatan ini, maka pada awalnya mungkin  harapan Jokowi terhadap seorang Erick yang berlatarbelakang seorang pengusaha adalah membuat BUMN terlihat lebih indah, lebih rapi --tidak lebih tidak kurang.

Kemampuan manajerialnya yang hebat tentu diharapkan Jokowi mampu mewujudkan harapan di atas.

Ya, benar, BUMN telah dibuat Erick menjadi lebih rapi dengan "bersih-bersih" pejabat yang telah dilakukannya, namun publik akhirnya mafhum bahwa gaya lembut Zidane saja tidak mampu untuk membuat seorang Erick dapat mewujudkan hal itu.  

Erick masih perlu sentuhan yang lebih cadas untuk melakukan hal itu.

Hal ini terlihat jelas pada saat Desember 2019 karena bersih-bersih BUMN yang telah dilakukannya, Erick Thohir mengakui dirinya menerima banyak ancaman dan teror setelah melakukan pencopotan beberapa petinggi BUMN.

Zidane memang elegan, namun menghadapi para peneror apalagi sekelas mafia, maka Zidane juga akan ketar ketir dibuatnya. 

Artinya, Erick butuh tambahan gaya lain, yaitu gaya yang berani menekel, adu fisik, bahkan berani mengitimidasi bukan sekedar menggiring bola dengan indah.

Gambaran ini menunjukan bahwa Erick bisa menjadi Zidane tapi di situasi berbeda mampu juga bertindak seperti gaya mantan gelandang Italia, Gennaro Gattuso.

Genaro Gattuso I Gambar : Getty Images
Genaro Gattuso I Gambar : Getty Images
Selama masih bermain, Gattuso dikenal sebagai pemain temperamental yang kerap berjibaku dalam merebut bola. Tampilannya-pun bak preman, berbadan kekar serta bewajah sangar.

Dalam taktik, peran Gatusso disebut dengan Ball Winning Midfielder (BMW), gelandang perebut bola. 

Saat ada pemain lawan yang mengancam, disitu pasti Gatusso akan hadir, bahkan tak segan menyeruduk saat pemain lawan sedang melakukan ancang-ancang untuk mencetak gol.

Baca Juga : Sliding Tackle Luhut Buat Anies dan Terawan Terkejut?

Erick nampak mengambil gaya Gatusso untuk menghadapi para mafia alat kesehatan yang dianggapnya sudah terlalu dibiarkan selama ini.

Tak mau berdiam diri,  Erick bahkan mengatakan bahwa  mewabahnya virus corona di Indonesia menjadi cambukan untuk dirinya sendiri untuk mau mengubah hal tersebut dengan konsekuensi harus siap "berperang".

Dalam konteks ini, Erick Thohir beranggapan bahwa selama ini mafia alkes lah yang membuat Indonesia terus menerus melakukan impor bahan baku obat dan alat kesehatan.

Oleh karena itu, Erick berjanji untuk mengatasi hal tersebut dengan meningkatkan kemampuan untuk memproduksi bahan baku obat maupun alat kesehatan serta mendorong berbagai pihak dalam negeri untuk memproduksi bahan obat dan alat kesehatan.

Jika produksi dari dalam negeri berjalan, dan demand akan obat dan alat kesehatan dipenuhi, maka ketergantungan terhadap impor yang dimainkan para mafia akan berkurang.

Implementasi hal ini cepat atau lambat akan membuat Erick pasti akan berhadapan dengan mafia dan bisa saja mendapat terror dan tekanan seperti sebelumnya. 

Namun, nampaknya Erick Thohir sudah bersiap menghadapi situasi tersebut dengan gaya ala Gatusso ini.

Kita lihat sepak terjang Erick selanjutnya. Sikat om Gatusso..Eh..Erick..

Referensi : 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun