Said Didu belum meminta maaf juga atas tuntutan dari pihak Luhut yang menganggap Said Didu telah menfitnah Luhut dalam vido di kanal Youtubenya berjudul "MSD: LUHUT HANYA PIKIRKAN UANG, UANG, DAN UANG".
Tenggat waktu sudah habis bagi Said Didu, namun pihak Luhut juga belum melaporkan Said Didu ke kepolisian seperti ancaman sebelumnya.
Syukurlah, jika kedua belah pihak akhirnya dapat menahan diri. Said Didu di akun media sosialnya juga tidak nampak memanaskan situasi, beberapa postingannya malah berisi kegiatan sosial.
Di sisi lain, pihak Luhut juga nampak tak terlalu agresif, mungkin nasihat bahwa Luhut sebagai negarawan hendaknya memberi contoh agar jangan terlalu gampang emosi dan baper apalagi anti kritik sudah didengarnya, meski mungkin saja hanya untuk sementara. Tak ada yang tahu bagaimana perasaan si opung..
Yang ribut adalah gerbong bawah, seperti dikuatirkan sebelumnya. Terjadi polarisasi kekuatan yang mendukung kedua belah pihak. Polarisasi yang masih kental dengan arus dukungan pada Pilpres lalu, orang-orangnya juga terlihat sama.
Memang alangkah baiknya, perseteruan ini diendapkan dahulu. Tidak ada yang positif saat konsentrasi bangsa adalah untuk melewati wabah virus Corona. Virus lain agar ditahan lebih dahulu penyebarannya.
Energi keduanya masih amat dibutuhkan, terutama Luhut. Sebagai Menteri kepercayaan Jokowi, Luhut perlu konsentrasi penuh mendukung atau memback-up segala kebijakan pemerintah. Jalan ke depan rasanya akan penuh onak dan duri, terlalu banyak yang mesti dilakukan.
Sedangkan bagi Said Didu, energi kritiknya mesti dipertahankan. Pemerintan butuh penyeimbang dengan kritikan darinya. Namun dengan catatan, Said Didu perlu untuk lebih santun, sehingga esensi kritikannya jangan sampai hilang karena cara yang dinilai tendensius dan mengarah ke fitnah.
Jika memnag tensi sudah menurun, ceritanya tentu lagi bukan tentang Luhut dan Said Didu, namun tentang sesama anak bangsa yang sama-sama ingin saling membantu untuk melewati badai.
Ada waktunya mengkritik, tetapi ada waktunya untuk saling membantu. Ada waktunya baper, tetapi ada waktunya untuk terus melangkah, melakukan tugas dan tanggung jawab.
Cerita banyak negara ketika covid-19 sudah mewabah dengan begitu hebatnya sudah tak terisi lagi dengan kritikan atau anti kritikan, yang adalah bersama-sama menghadapi badai ini bersama.
Lihat saja Italia, ketika korban jiwa sudah mencapai ribuan, pemerintah bersama dengan oposisi bersama-sama mencari jalan keluar.
Catatan kecil masih dapat diberikan di India, ketika lockdown yang terlalu cepat diambil membuat dampak sosial ekonomi yang tak sedikit di sana, oposisi berteriak lantang untuk kebijakan itu, namun lambat laun, mau tidak mau, mereka harus bersatu kembali.
Wabah bukan hanya datang untuk pemerintah atau oposisi, dia tidak membeda-bedakan, ini bukan soal Said Didu atau Luhut lagi, sehingga sikap berpolitik yang tepat perlu dilakukan agar anak bangsa dapat tetap bersatu dan cepat keluar dari ujian bernama wabah covid-19 ini.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H