Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebaiknya Said Didu yang Meminta Maaf atau Luhut yang Menarik Tuntutan?

5 April 2020   14:15 Diperbarui: 5 April 2020   14:14 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Olahan gambar dari Tribunnews

Perseteruan antara Said Didu dan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan belum sampai di titik ujung, baru saja dimulai.

Seperti diketahui, pihak Luhut menuntut Said Didu untuk meminta maaf karena mengatakan bahwa Luhut ngotot agar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak 'mengganggu' dana untuk pembangunan IKN baru, dan hal tersebut dapat menambah beban utang negara.

"Saya ingin tegaskan bahwa tudingan yang disampaikan oleh Saudara Said Didu mengenai dana pembangunan IKN tersebut tidak berdasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tidak pernah terjadi Menko Luhut menekan Bu Sri Mulyani terkait dana pembangunan IKN dan kami mempersilahkan siapa saja untuk membuktikannya," kata Jodi Mahardi, Jubir Luhut menepis pernyataan Said Didu.

Pihak Luhut menunggu, jika sampai 2x24 jam, yang berarti tinggal hari ini,  Said Didu tidak meminta maaf, maka Didu akan dipidana dengan pasal hate speech, Pasal 317 KUHP dan 318 KUHP dan dapat dikenai Pasal 45A ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 terkait ITE jika menyebarkan ujaran kebencian, yaitu bisa memprovokasi, menghasut, serta penyebaran kabar/berita bohong melalui media sosial.

Sampai hari ini, pihak Said Didu belum berkomentar tentang tuntutan dari pihak Luhut ini, sedangkan dari kubu Luhut, selain pernyataan terakhir tersebut, belum ada pernyataan lagi yang terkesan agresif.

Salah satu yang mengkuatirkan  adalah soal kegaduhan  di gerbong arus bawah yang memberikan dukungan kepada kedua belah pihak. Netizen pendukung Didu menggunakan tagar #WeAllStandWithSaidDidu di Twitter pada Jumat (3/4/2020) sore, dan luar biasanya tagar tersebut menjadi trending topic.

Sedangkan pendukung Luhut yang tak kalah banyak, tak mau kalah bahkan salah satu komentar netizen yang menarik adalah " Sikat aja..Opung!" .

Lalu bagaimana sekarang? Sampai kedua belah pihak tidak melakukan sesuatu yang mungkin bertentangan dengan keinginannya, potensi bahwa gesekan ini akan bertambah besar, sangatlah mungkin. Sesuatu yang akan kontraproduktif dalam kondisi bangsa yang sedang bersama menghadapi virus corona.

Apa yang diharapkan dilakukan oleh kedua pihak tersebut? Paling tidak ada dua kemungkinan dari "ketidakmungkinan" tersebut.

Pertama, Luhut akan menarik tuntutannya. Banyak yang mendukung tindakan Luhut berpendapat bahwa memang harus ada pembelajaran bagaimana menyampaikan kritik secara santun bukan memfitnah sebagainya.

Akan tetapi posisi Luhut adalah pejabat publik yang diharap lebih bisa berpikir bijak demi menjaga stabilitas nasional. Kekuatan Luhut secara politik tanpa tuntutan itu saja sudah sangat besar, namun akan lebih meneduhkan jika langkah yang bisa diambil Luhut tidak diambilnya. Ini akan sangat positif bagi citra pemerintah ke depan.

Kedua, Said Didu akan meminta maaf kepada Luhut. Said Didu ini memang berbeda, dan memang dikenal dengan "tukang kritik". Bahkan pilihannya untuk terlibat aktif saat Pilpres 2019 dengan bergabung dengan kubu Prabowo memang sebuah pilihan yang wajar karena gairah berpolitiknya terlihat sangat tinggi.

Inilah yang membuat kemungkinan Said Didu akan meminta maaf sangatlah kecil. Said Didu pasti berpegang pada motto "Oposisi tak pernah salah" yang berarti tak ada kamus untuk menyerah.

Akan tetapi jika Said Didu merasa reaksi dari Luhut sebagai sebuah pelajaran baginya, bahwa di waktu berbeda, Said Didu bisa menyatakan dengan lebih santun, atau menuliskannya sebagai sebuah tulisan opini yang berisi kekuatan data.

Kita tunggu saja bagaimana jawaban untuk episode ini akan berlanjut. Kita berharap Politik sahut-sahutan, tuduh menuduh tanpa data dan cenderung firnah dapat direduksi di media sosial karena hanya akan membuat keadaan menjadi bertambah ruwet.

Selain itu, sikap kenegarawan yang cederung langka di jaman ini kita harapkan muncul di saat kondisi bangsa memang membutuhkannya, semoga Said Didu dan Luhut dapat mewujudkannya.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun