Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bob Hasan, Raja Hutan dan Lalu Zohri

31 Maret 2020   14:13 Diperbarui: 31 Maret 2020   14:33 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan Gambar ; ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

"Aku akan bahagia jika aku dan lari bisa menua bersama." -- Haruki Murakami

Ada yang mengatakan kehidupan di dunia seperti musafir, berjalan sampai waktunya dipanggil Yang Maha Kuasa. 

Namun mungkin bagi seorang Bob Hasan, kehidupan di dunia bukan seperti seorang pejalan, tetapi seorang pelari. Tinggal diatur, kapan waktunya menjadi seorang pelari cepat, sprinter atau melambat seperti seorang pelari marathon.

Hari ini, sang pecinta olahraga lari itu telah usai waktu untuk berlari,  kabar duka datang, Bob Hasan telah meninggal dunia di usia 89 tahun karena kanker 11.00 WIB di RSAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Kabar duka ini langsung disampaikan langsung oleh Sekjen PASI Tigor M Tanjung, Selasa (31/3/2020).  

"Iya benar, tadi jam 11.00 WIB meninggal dunia di RSPAD. Sudah beberapa waktu belakangan ini beliau bertarung dengan penyakit kanker di beberapa bagian, terutama di paru-paru," ujar Tigor.  

Raja Hutan dan Ketua PASI Lebih dari 40 Tahun

Selama hidup, menceritakan Bob Hasan rasanya tidak bisa dilepaskan dari dua hal, kayu dan lari.

Pria  keturunan Tionghoa yang lahir di Semarang, Jawa tengah pada Februari 1931 itu pada jaman orde baru,  Bob Hasan dijadikan Presiden, Soeharto menjadi mitra bisnisnya terutama di industri kayu.

Sejak Soeharto menjadi Presiden pada 1966, Bob Hasan bertindak sebagai mitra Indonesia bagi perusahaan asing yang ingin berbisnis kayu di Tanah Air, dengan  ekspansi besar-besaran.

Bob Hasan (T-Shirt hitam), Pangeran Bernard dari Belanda, dan Soeharto saat rehat bermain golf, 1970. (Foto: Repro buku, Mengapa Saya Sehat-Detik)
Bob Hasan (T-Shirt hitam), Pangeran Bernard dari Belanda, dan Soeharto saat rehat bermain golf, 1970. (Foto: Repro buku, Mengapa Saya Sehat-Detik)
Saat itu Bob Hasan seperti berlari kencang, perusahaan-perusahaan besar di bidang perkayuan yang berarti hutan menjadi milik Bob Hasan.

Banyak hektar lahan hutan di Kalimantan dimilikinya hingga  pernah dijuluki sebagai Raja Hutan Indonesia dan ditunjuk menjadi  Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Soeharto dari Maret-Mei 1998.

Track lari   Bob Hasan mulai berpasir berkerikil  setelah pada tahun 2001, Bob Hasan menjadi tersangka korupsi penyalahgunaan kekuasaan, serta dianggap menjadi dalang pembakaran jutaan hektar lahan di pulau Sumatera. Bob Hasan pada akhirnya d penjara di LP Cipinang, sebelum  bebas bersyarat pada Februari 2004.

Situasi yang memburuk ternyata tidak membuat Bob menjadi orang yang pantang menyerah atau putus asa, salah satu alasannya karena Bob sangat menggandrungi olahraga atletik terutama lari.

Tak heran, meski rezim dan jaman telah berganti Bob Hasan selalu diminta untuk menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

Luar biasa, karena dalam catatan sejarah,  Bob Hasan sudah menjadi Ketua Umum PASI sejak masa pemerintahan Soeharto, atau sudah lebih dari 40 tahun lamanya Bob Hasan menjadi Ketua PASI.

Saat itu, yakni pada 1976 Bob Hasan diminta Soeharto  menggantikan Sayidiman Suryohadiprojo. untuk kembali mengangkat prestasi atletik Indonesia

Kecintaan sejati untuk sesuatu yang sudah teruji waktu akan menghasilkan hasilnya. 

Paling akhir, adalah keberhasilan wonderkid lari Indonesia Lalu Zohri yang berhasil meraih juara dunia U-20 dalam lari 100 meter di Finlandia, ada nama Bob Hasan di belakangnya.

Bob Hasan lah yang membiayai seluruh kebutuhan Zohri untuk mengikuti lomba lari dunia di Finlandia itu, mulai dari biaya latihan, persiapan, akomodasi, dan kebutuhan lainnya. 

Gambar : Bolasport
Gambar : Bolasport
Terakhir, Zohri dipastikan lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo setelah meraih perunggu nomor 100 meter di Seiko Golden Grand Prix 2019, Osaka, Jepang.

Nama Zohri bukanlah yang pertama bukti kerja keras dan kecintaan seorang Bob Hasan pada lari. 

Ada nama Purnomo Yudhi yang tampil sebagai wakil Asia pertama yang lolos ke semifinal 100 meter putra di Olimpiade 1984 Los Angeles.

Lalu Mardi Lestari yang menjadi sprinter top nasional pada 1980-1990an setelah meraih dua medali emas dari nomor 100 meter dengan catatan 10,41 detik dan 200 meter putra lewat 21 detik di SEA Games Kuala Lumpur 1989.

Serta Suryo Agung Wibowo yang tercatat sebagai manusia tercepat di Asia Tenggara usai mencetak waktu 10,20 detik di nomor 100 meter SEA Games 2007 Vientiane sekaligus memecahkan rekor Mardi Lestari.

Meski usianya tak lagi muda atau sudah menua, Bob Hasan masih ingin terus berlari, namun garis finish itu pada akhirnya sudah menanti. 

Bob Hasan adalah contoh dari kedemawanan hati yang tidak dibatasi waktu dan usia untuk mengulurkan tangan memberikan sesuatu untuk yang dicintainya. Dia menua bersama sesuatu yang dicintainya.

Teringat akan apa yang dikatakan penulis Jepang, Haruki Murakami, "Aku akan bahagia jika aku dan lari bisa menua bersama."

Terima kasih dan Selamat Jalan Bob Hasan

Referensi

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun