Mulai dari hidup berpindah dari satu rumah kontrakan ke kontrakan lain, berdagang di pasar, pedagang kayu hingga menjadi seorang ibu yang menggantikan peran seorang bapak sendirian.
Akan tetapi begitulah manusia, narasi kesedihan tak dapat disembunyikan. Foto Jokowi duduk sendirian dalam kesedihan menunjukan sisi humanis dirinya tak dapat ditampiknya. Sang ibu benar-benar telah pergi, seorang pengajar bagi Jokowi bahwa kehidupan bukan saja soal perjuangan tetapi soal menjadi manusia yang utuh.
Kesedihan membuat manusia Jokowi kembali berpaut dengan sesama dalam kehidupan ini, merasakan makna dalam simpati dan empati, sesuatu yang membuat warna kemanusiaan itu menjadi terlihat nyata.
Sehari sesudahnya foto tersebut sudah cepat berganti.Â
Dari Solo tempat kesedihan itu, Â Jokowi sudah kembali ke ibu kota, tempat untuk kembali berjuang. Jokowi langsung mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual yang membahas penanganan Covid-19.Â
Sarung dan kemeja putih di foto sebelumnya, sudah berganti dengan setelan jas berwarna biru di sebuah ruang dengan latar belakang bendera merah putih, meski harus jujur masih tersamat raut kesedihan disana.
Di akun facebook resminya, Jokowi mengatakan bahwa di dalam KTT tersebut, dia mengajak para pemimpin negara G20 untuk bersama-sama memenangkan dua "peperangan" yaitu melawan Covid-19 dan melawan pelemahan ekonomi dunia.
Secara global, menghadapi pandemi ini, Jokowi ingin memimpin dan menggerakan Indonesia sebagai motor bersama negara lain untuk melawan wabah covid-19, dengan kemitraan yang terus dibangun dan juga kerjasama menemukan cara "mengalahkan" Â pandemi ini.
Semangat Jokowi tak luntur dari sebelum-sebelumnya. Sontak teringat apa yang dikatakan olehnya sebelumnya, "Kita bangsa yang besar, bangsa petarung, bangsa pejuang. Kita mampu melewati tantangan ini".