"Ibu muncul sebelum saya sempat berlari. Ibu membeli dan langsung menyodorkan bungkusan berisi arang untuk saya makan sambil berkata, 'ayo makan, habisin ya. Kamu kan yang kepingin jajan'," kenang Jokowi sambil tertawa.
Tak disangka, setelah melalui berbagai perjuangan, si anak sulung mampu dibiayai berkuliah di jurusan teknologi kayu kehutanan Universitas Gajah Mada. Â
Suatu awal dimana akhirnya Jokowi bisa mendalami tentang perkayuan, dan menjadi seorang pengusaha mebeler. Singkat cerita, Jokowi mampu membangun bisnis kayu hingga besar, menjadi walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Indonesia.
Eyang Sujiatmi tetaplah sosok yang sederhana hingga anaknya telah menjadi orang yang terpenting di negeri ini. Dalam sebuah acara, Sujiatmi pernah mengungkapkan sebuah prinsip hidup bagaimana dia mendidik anak-anaknya, yaitu kejujuran.
"Ojo milik (jangan memiliki) punya orang lain yang bukan hakmu. Dari kecil, anak-anak saya didik yang bukan hakmu jangan kamu ambil. Jangan seneng punya orang lain," kata Sujiatmi dilansir dari laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id.
Menurut Sujiatmi kejujuran dan "ojo milik" (tidak tergiur memiliki) adalah hal yang utama sebagai dasar anak-anaknya menjalani hidup. Prinsip hidup yang tetap ditinggalkannya meski raganya telah pergi.
Terima kasih telah menunjukan keteladanan dalam mendidik anak-anak Eyang, sebuah teladan berharga bagi bangsa ini. Selamat Jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H