Lebih lanjut, disebutkan bahwa jika salah satu dari pengguna ini terinfeksi, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) akan dapat dengan cepat mengetahui pengguna mana yang telah mereka hubungi, sehingga memungkinkan identifikasi kasus yang lebih mudah dan membantu untuk mencegah penyebaran covid-19 di Singapura. Hebat kan?
Kembali ke Indonesia, bagaimana penerapan contact tracing ini? Harus diakui contact tracing yang dilakukan kita masih sangat konvensional.
Saya dapat memberikan contoh tentang bagaimana seorang Detri Warmanto, aktor sekaligus menantu dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo yang akhirnya dinyatakan positif covid-19.
Asal mula Detri di tes covid-19 karena Menhub Budi Karya dinyatakan positif. Sesudah itu, seluruh kabinet keluarga dan jajarannya diharuskan mengikuti tes dan sebagai menantu dari Tjahjo Kumolo sehingga Detri wajib mengikuti tes tersebut.
Hasil tes dari analisa kedekatan, dan kasus Detri bisa dianggap sebagai sedikit spesial karena tentu alasan keamanan terhadap keluarga menteri. Namun bagaimana dengan yang bukan? Apakah ada langkah-langkah yang taktis untuk mendata sehingga melihat track nya? Ada keraguan untuk itu.
Berita tentang kegagapan Pemda terhadap contact tracing  hanyalah salah satu contoh, tanpa data yang jelas serta penelusuran secara terus menerus maka rantai penyebaran akan sulit diprediksi.  Apalagi, seperti diketahui contact tracing adalah hal utama sebagai dasar untuk melakukan rapid test nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H