Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kritik untuk Video Petunjuk Keselamatan Penumpang di Maskapai Garuda Indonesia

12 Maret 2020   21:23 Diperbarui: 12 Maret 2020   21:38 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cakep juga menurut saya, karena benar juga ,  jika berada dalam keadaan bahaya di pesawat dan  salah atau terlambat menuju ke pintu exit memang itu berarti seperti menuju alam lain, apalagi dengan berjalan bergandengan tangan dan masih sempat saling melepas senyum seperti yang digambarkan di video tersebut.

Lalu soal mengambil pelampung, kali ini divisualkan bukan dengan " ibu dan anak", tapi "ayah dan anak" hanya akringnya ya ampun,sama saja. Keduanya--ayah dan anak tersebut bahagia ketika mengambil pelampung. 

Saya tentu tidak berharap situasi yang digambarkan adalah kepanikan, situasi real dan lain sebagainya, akan tetapi menurut saya ini terlalu "lebay", saya lebih memilih menggambarkan kepanikan daripada gambaran situasi menjadi tidak rasional lagi menurut saya.  

Apalagi untuk bagian ini, proses mengambil pelampungnya terlihat cukup mudah, sett..sett...beres dah. 

Untuk ini, saya pernah menonton aksi stand up comedy komika sekaligus artis Ernest Prakasa yang kebetulan juga pernah membahas ini. 

Kalau tidak salah, Ernest sempat mengatakan "apakah ada yang percaya bahwa jika pesawat jatuh kita punya kesempatan mengambil atau meniup pelampung, dan itu akan menyelamatkan kita?". 

Ah, omong kosong. Maafkan jika saya sampai di bagian ini dianggap menebar ketakutan, tapi saya hanya berniat agar di bagian ini ada hal yang lebih baik yang bisa dilakukan oleh maskapai kita.

Jujur, sampai sekarang, saya belum terlalu paham soal hal-hal tersebut meski sudah membaca petunjuknya, karena pelampung itu saja saya tidak pernah memegangnya selain melihat para pramugari cantik di beberapa maskapai berbiayai murah masih niat memeragakannya. 

Selain itu, untuk beberapa kali perjalanan, saya meminta agar duduk dekat pintu evakuasi. Mengapa? Ingin jadi pahlawan? Ah, tidak, hanya karena lebih luas untuk kaki. Maafkan saya.

Sejelek-jelek saya yang  orang kampung begini, dalam pekerjaan saya, saya juga bertugas memeragakan beberapa cara untuk alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).  

Saya akan memeragakan alat keselamatan--tentu berbeda dengan yang berada di pesawat, lalu saya akan meminta beberapa audiens untuk mencobanya  masing-masing sambil saya benarkan jika ada yang salah atau keliru. Hal ini untuk memastikan agar para audiens paham benar yang saya maksudkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun