" Mengapa?".Â
 "Palingan uangnya  dihabiskan untuk yang lain, mereka pura-pura tuh, lihat aja badannya masih sehat tuh".Â
"ah, kalo gitu tak usah kasih saja".Â
" Eh, jangan, kasih aja".
 "Berapa?".Â
"1000 aja".
Lalu bagaimana soal WNI eks ISIS ini ? Menurut saya, ini dilema. Jika bicara hati, juga sulit. Hatinya untuk siapa, untuk para WNI  yang ke Siria itu? Atau hati untuk wanita dan anak-anak bangsa yang tetap di negara ini, apapun dan bagaimanapun  keadaannya. Apalagi jika bicara korban teroris yang pelakunya ternyata berkaitan atau berafiliasi dengan ISIS. Sulit rasanya menerima kepulangan mereka.
Jangan gunakan hati karena hati itu kejam ketika harus memilih. Keadilan terkadang sulit didapatkan jika menggunakan hati.
Lalu bagaimana? Â Setelah merenung, saya berpikir pulangkan saja apalagi jika hukum internasional mengharuskan.
Tapi pastikan dulu, screening, pisahkan yang kombatan di tempat lain. Yang bukan kombatan ya dipulangkan ke Indonesia. Lalu yang WNI kombatan ISIS bagaimana? Berharaplah bahwa mereka tidak akan mau pulang. Hidup dan mati untuk ISIS.
Nah yang mau pulang dan sudah discreening, tempatkan mereka di pulau terpencil, isolasi sementara, selidiki pola pikir mereka dalam beberapa waktu. Â Jika masih begitu, bisakah dikembalikan ke Siria lagi?