Lagi-lagi Andre Rosiade mengundang hujatan Netizen soal cuitannya di Twitter. Penyebabnya, Â kader Gerindra ini menghubungkan penjebakan dan penggeberekan PSK yang melibatkan dirinya dengan kritikannya kepada Ahok, "Komisaris Rasa Dirut".
Begini bunyi cuitannya "Penggrebekan 26 Jan , sy mulai diserang 4 Feb, setelah mengkritik Ahok Komisaris rasa Dirut di 3 Feb. Dan kalo diperhatikan yg menyerang adalah akun2 yg diduga pendukung yg bersangkutan. He..he..he berasa jadi mas anis baswedan"
Postingannya tersebut mengundang ribuan komentar, kebanyakan mengkritik cara berpikir Andre, dan yang terlihat membalikan persoalan yang dialaminya kepada sebab akibat tetapi sulit untuk diterima publik.
Persoalan di cuitan ini adalah protes terhadap cara berpikir Andre, netizen akan menganggap Andre offside dari pokok persoalan.
Mengapa demikian? Â Penggiringan opini dari postingan ini jika tidak dikendalikan akan membawa publik berpikir bahwa ada skenario balas dendam di balik polemik penggeberekan dan penjebakan PSK yang melibatkan dirinya.
Artinya,  publik bisa menganggap bahwa serangan terhadap Andre  itu adalah sebuah "rekayasa" karena telah mengkritik Ahok.
Sesuatu yang tentunya  jauh dari fakta yang diberitakan media.
Andre nampaknya perlu untuk fokus terhadap respons publik terhadap kasusnya sebelum berpikir yang aneh-aneh.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Andre.
Pertama, persoalan ini membuat Andre perlu mengklarifikasi dan mempertanggungjawabkan banyak hal yang menyeret namanya di area negating.
Pertama, persoalannya dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumbar. Sebelumnya diberitakan  Andre sempat bersitegang dengan Ketua PHRI Maulana Yusran soal kuitansi kamar 606 dan 608 yang beredar atas namanya-- garis miring Bimo.