Seusai pelantikan pada November 2019, Andre mengkritisi dengan tajam cara berkomunikasi dengan Ahok, bahkan mengingatkan apabila kinerja Ahok tidak baik, ia dan jajarannya di DPR tidak akan takut untuk merekomendasikannya untuk dipecat. "Ya, kalau kinerja jatuh, kita minta untuk dipecat," tegas Andre Rosiade saat itu.
Bukan Andre saja, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono bahkan mengatakan bahwa Ahok tak akan bisa membawa perubahan bagi Pertamina.
"Jadi mohon maaf aja ya prediksi saya tidak akan banyak perubahan di Pertamina dengan adanya Ahok di Pertamina," ujar Arief, Senin (25/11).
***
Sekali lagi, ironis. Para politikus kita masih terjebak dalam kegaduhan yang tidak berdampak kepada prubahan untuk melakukan sesuatu yang membawa masyarakat ke arah lebih baik.
Bukan perubahan, tapi nampak di arena publik disuguhi tontonan saling sindir yang tak penting, dan berakhir dengan perang nyinyir di media sosial. Energi politikus terkuras habus hanya untuk berkomentar nyinyir dan terlihat cuma mencampuri urusan orang lain.
Kegaduhan ini tentu tidak mememberi pencerahan pada publik. Tidak ada preferensi yang cukup bagi publik untuk menumbuhkan optimis jikalau politikus masih bermain-main dan tampak gagal fokus mengurus yang seharusnya diurus bersama.
Jika terus terjadi menerus, maka akan tampak tidak elok, bahkan membuat wajah harapan agar ada perubahan di BUMN kita yagn sakit hanya berubah muram bahkan murung.
Akan tetapi itulah mungkin menunjukan level perpolitikan kita. "Komisaris rasa Dirut", "DPR rasa Satpol PP" dan entahlah apa lagi, mungkin bisa menghibur publik kita, mengundang sedikit tawa atau bahkan membuat kita terpingkal-pingkal, meski dalam "gelap".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H