Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Gelar Novak Djokovic, Kobe Bryant dan Kekuatan Olahraga

3 Februari 2020   14:18 Diperbarui: 3 Februari 2020   14:29 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Olah raga memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Olah raga memiliki kekuatan untuk memberi inspirasi. Olah raga memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh yang lainnya,"- Nelson Mandela.

Petenis Serbia, Novak Djokovic meraih gelar Australia Open 2020 setelah mengalahkan unggulan ke-5, Dominic Thiem, petenis muda asal Austria dalam laga yang digelar di Rod Laver Arena, Melbourne, Minggu (2/2/2020).

Djokovic yang akrab dipanggil Nole tidak dengan mudah memenangkan pertandingan tersebut. Thiem memberikan perlawanan sengit dan memaksa Djokovic bermain hingga lima set. Djokovic menang dengan skor 6-4, 4-6, 2-6, 6-3, dan 6-4.

Apa yang menarik dalam laga tersebut? Selain kejar mengejar angka, penonton di Rod Laver ternyata lebih banyak mendukung Thiem daripada Djokovic, sekaligus memberikan tekanan kepada Djokovic.

Diduga ada dua alasan, pertama, penonton Australia memang lebih senang jikalau underdog yang menjuarai final kali ini. Thiem adalah underdog, ini kali pertama petenis berusia 26 tahun itu masuk final Grand Slam Australia Open.

Kedua, pendukung di Australia sepertinya lebih mencintai Roger Federer daripada Djokovic. Federer mania yang membludak sepanjang turnamen, pasti sakit hati karena Nole menghentikan langkah pujaan mereka di semifinal.

Katanya Federer dicintai karena kharisma dan nuansa elit yang ditunjukannya. Nole jauh dari kedua hal itu. Pendukung Nole mungkin dalam hati kecilnya juga setuju, Nole ya "Djoker", "Sang pelawak".

Di sinilah Djokovic menunjukan perbedaan. Enam belas gelar grand slam yang dipunyainya, memberikan batasan level dirinya dna juga Federer dan Nadal dengan petenis lainnya. Di tengah tekanan Thiem yang nampak lebih siap secara stamina dan penonton, Djokovic mampu memutarbalikan keadaan.

Thiem mampu merebut dua set (kedua dan ketiga) dan membuat seisi arena sudah yakin bahwa kali ini peraih gelar adalah nama baru. Akan tetapi, Djokovic di bawah tekanan penonton mampu kembali mendapatkan permainannya sekaligus membalikan keadaan.

Djokovic memang seorang pemenang. Pernah memudar karirnya di periode 2017, Djokovic mampu bangkit dan kembali tampil hebat. Gelar ini, merupakan gelar kedua beruntun Djokovic di Australia Open. Secara keseluruhan, Djokovic juga adalah raja dengan delapan gelar. (2008, 2011, 2012, 2013, 2015, 2016, dan 2019).

Ada sebuah hal spesial yang dikatakan Djokovic, saat diminta untuk winning speech, Djokovic kembali mengutarakan rasa hormatnya untuk legenda LA Lakers, Kobe Bryant. Sejak babak perempatfinal, Djokovic juga tidak melepaskan jaket hijau dengan tulisan "KB 24" di dadanya.

Menurut Djokovic, Kobe lebih dari seorang sahabat. Kobe juga adalah seorang mentor baginya. Kobe memberikan saran kepada Djokovic untuk mendapatkan ketenangan di dalam karirnya sekaligus dapat bangkit jika terpuruk.

Di babak sebelumnya, Djokovic hampir  meneteskan air mata. Namu di laga final, Djokovic nampak kuat dan menjelaskan tentang peran Kobe dari sisi kemanusiaan. Djokovic mengatakan bahwa kepergian Kobe mengingatkan tentang esensi dari kehidupan tersebut.

"Yang pasti, ada satu orang yang saya pertimbangkan sebagai orang yang dekat dengan saya dan juga menjadi mentor bagi saya, Kobe Bryant yang meninggal dunia, begitupun dengan anak perempuannya. Saya hanya ingin mengatakan, bahwa ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kita seharusnya lebih mempererat hubungan lebih daripada sebelumnya dengan orang terdekat kita" ujar Djokovic

"Bersama dengan keluarga kita, tetap dekat dengan orang yang anda cintai dan peduli dengan anda. Tentu kami bagian dari dunia olahraga secara professional, kami berkompetisi, dan berusaha sebaik mungkin. Tetapi, pastinya ada hal yang lebih penting dalam hidup dan sangat penting untuk tetap sadar serta rendah hati tentang semua hal yang terjadi di sekeliling anda" tambah Djokovic.

Inspiratif. Di tengah kompetisi yang amat dekat, olahraga tetap memberi pesan kemanusiaan. Kobe menunjukan itu melalui basket, dan Djokovic ingin menyampaikannya melalui tenis.

Djokovic tidak menjelaskan secara rinci dimana dan bagaimana dia bertemu dengan black mamba. Namun, Kobe amat dekat dengan Djokovic.

Persahabatan keduanya, dan apa yang diberikan mereka kepada olahraga menginspirasi banyak orang.  Apa yang dikatakan oleh Nelson Mandela terus menjadi nyata. Tokoh dunia asal Afrika Selatan itu pernah memberikan pernyataan yang mengagumkan tentang olahraga dalam pidatonya tahun 2000 di Monako.

"Olahraga memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Olah raga memiliki kekuatan untuk memberi inspirasi. Olahraga memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh yang lainnya," ujar Mandela.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun