Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pelajaran dari Pembobolan Rekening Ilham Bintang

21 Januari 2020   10:46 Diperbarui: 21 Januari 2020   11:15 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita mendudukan garis persoalan ini dari awal, memang hulu pembobolan di bank akan menjadi lebih mudah jika data-data yang ada sudah lebih dahulu diketahui pelaku melalui handphone.

Inilah yang akan dicari akar masalah oleh Ilham yang telah menunjuk Elza Sjarief sebagai kuasa hukum terkait kasus ini, dan  merampungkan semua data yang dibutuhkan untuk proses hukum.

Hal ini diharapkan menjadi peringatan baik kepada konsumen maupun penyedia jasa seperti Indosat dan Bank Commonwealth, karena dalam peristiwa ini, korban memang dirugikan, namun kekuatiran akan sistem pengawasan Indosat dan Bank Commonwealth juga dapat membuat ketakutan bagi konsumen ke depannya.

Sambil menunggu proses hukum yang berjalan dan mengetahui kelemahan sistim yang ada pada kedua perusahaan tersebut, kira-kira apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini. Paling tidak ada 2 (dua) hal yang secara pribadi  perlu diketahui sebagai edukasi dan dapat mencegah dari kejahatan serupa.

Pertama, modus kejatahatan ini bisa dikategorikan sebagai 'SIM swap fraud'.  Dimana terjadi pergantian kartu SIM secara ilegal, sehingga bisa menguasai seluruh akses dari SIM card korban. Pelaku mengincar informasi terhadap perbankan melalui aplikasi mobile banking yang ada.

Pakar dan CEO & Chief Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah menjelaskan hal ini dengan detail.

Pelaku sedari awal melakukan pendekatan ke korban yang dinamakan 'phising' atau mengelabui korban demi mendapatkan data-data pribadinya. Ini bisa dilakukan melalui link palsu atau melalui sambungan telepon.  

Di dalam prosesnya, pelaku bisa mendapatkan identitas korban, antara lain NIK, alamat, nama ibu kandung, dan lain sebagainya dari korban, sesudah itu proses pergantian SIM dilakukan.

"Pelaku melakukan reset password dan reset PIN, sehingga akhirnya korban sudah dikelabui seutuhnya. Digunakanlah waktu secepat mungkin dua sampai tiga jam, saat korban kesulitan telpon karena sedang di luar negeri. Saat itu pula, dilakukanlah transfer-transfer ilegal," ujar Ruby seperti dikutip dari Antara, Senin (20/1/2020).

Kedua, harus terus mengecek aktif dan tidaknya nomor ponsel yang tersambung dengan perbankan sekaligus hati-hati ketika akan mengganti nomor handpohe.

Banyak sekali tips agar peristiwa ini terjadi, seperti jangan mengumbar nomor handphone di medsos dll.  Akan tetapi salah satu fakta yang perlu diperhatikan adalah nomor handphone sangat  vital dari beberapa kasus kejahatan yang terjadi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun