Kelompok ini juga mengaku telah terafiliasi dalam 54 negara, dengan pimpinan yang disebut sebagai Gubjen Eropa alias the king of king.
Emil lantas  meminta warga untuk mengedepankan akal sehat dalam merespon kegiatan-kegiatan di sekelilingnya, agar jangan ikut-ikutan dalam ilusi yang tak jelas dimengerti. Â
"Fokus kita gunakan rasio dalam berkehidupan. Jangan percaya terhadap hal-hal yang tidak masuk akal sehat," tambah Emil.
Selain Kang Emil, Wali Kota Bandung Oded M Danial juga memberikan komentar, meski komentar Oded terdengar lebih santai. Oded hanya menganggap ini sebagai dinamika sosial budaya. Meski demikian Oded berharap kelompok ini jangan membuat gaduh.
"Kalau ada dinamika sosial budaya seperti itu, bagi saya sebagai kepala daerah yang terpenting siapapun, saya berharap jangan membuat kegaduhan," ucap Oded saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jumat (17/1/2020).
Oded juga meminta pihak Kesbangpol untuk menelusuti gerakan ini, apalagi Sunda Empire tidak terdaftar secara resmi di Bandung.
Bukan hanya kesbangpol, pihak kepolisian juga ikut menyelidiki keberadaan organisasi ini, sehingga dapat menemukan motif di balik gerakan ini.
***
Ada apa dibalik fenomena Sunda Empire ini? Â Sama seperti Kraton Agung Sejagat beberapa pengamat menilai Sunda Empire bisa saja dijadikan lahan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Salah satunya yang menyatakan ini adalah Guru Besar Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Sunyoto Usman.
Usman mengatakan bahwa semua gerakan ini berangkat atas dasar motifasi penipuan semata. "Iya, penipuan dengan memanfaatkan ikatan emosional berbasis adat. (Korban) Dijanjikan memperoleh keuntungan materi dengan manipulasi adat," kata Usman.