Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Amien Rais Berjanji Tak Lagi Huru-Hara "Melengserkan" Jokowi

13 Januari 2020   05:21 Diperbarui: 13 Januari 2020   05:27 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Kompas.com

"Yang ketiga, yang menang harus merangkul semua. Yang keempat, supaya Pak Jokowi tenang, PAN tidak akan pernah tergoda untuk melakukan huru-hara sampai-sampai Pak Jokowi tidak selesai sampai 2024," -- Amien Rais, pada Rakerwil III DPW PAN Jatim.

Tak seperti biasanya Amien Rais tanpa begitu tenang ketika mengeluarkan pernyataan tentang pemerintah. Lihat saja, ketika banyak orang ikut bicara tentang konflik Natuna, Amien tenang-tenang saja, biasanya sih ikut grasa grusu.

Pendiri PAN itu sepertinya sedang sibuk mengurusi yang lain. Ya benar, Amien Rais sedang sibuk mengurus rumah sendiri berkaitan dengan acara besar  yang akan dihadapi yaitu Kongres PAN 2020. Agendanya tak main-main, pemilihan ketua umum.

Amien memiliki jagoan tersendiri, tak lain anaknya sendiri, Hanafi Rais. Amien yang mahir membuat singkatan itu, bahkan menyebut paket anaknya dengan Mulfachri Harahap dengan Hanafi rais adalah mewujudkan harapan.

"Kongres PAN yang saya lihat di petanya itu ada 3, maksimal 4. Jadi pertama duet Mulfachri Harahap dan Hanafi rais. Singkatannya MH, mewujudkan harapan," kata Amien usai menghadiri Rakerwil III DPW PAN Jatim di Hotel Shangri La, Minggu (12/1/2020).

PAN membutuhkan harapan, apalagi Amien. PAN Sedang lesu demikian juga Amien.

Makanya tak perlu heran, bahkan mafhum saja, ketika menghadiri Rakerwil III DPW PAN Jatim, Amien terkesan tenang, tak berkomentar tentang pemerintah yang kerap kontroversial. Bahkan salah satu poin himbauan dari pendiri partai berlambang matahari ini adalah berjanji tak akan huru-hara mengganggu Jokowi.

"Yang ketiga, yang menang harus merangkul semua. Yang keempat, supaya Pak Jokowi tenang, PAN tidak akan pernah tergoda untuk melakukan huru-hara sampai-sampai Pak Jokowi tidak selesai sampai 2024," kata Amien di Rakerwil.

Mengapa Amien nampak tak terlalu bernafsu mengomentari pemerintah seperti biasanya? Paling tidak ada dua jawaban.

Pertama, Prabowo effect. Amien tanpa Prabowo dalam koalisi bagaikan butiran debu. Lihat saja bagaimana respon Amien ketika Prabowo didaulat menjadi menteri. Amien terkesan patuh bahkan mendukung alias memberi restu.

"Ya saya sudah bertemu dengan Pak Prabowo, kemudian saya hanya mengatakan embanlah (jabatan Menteri Pertahanan) Pak Prabowo sesuai dengan cita-cita kita semua," kata Amien di akhir Oktober lalu.

Amien memang tak ada pilihan. Prabowo itu memang bukan tuan, tetapi sekutu mati. Tidak mendukung Prabowo berarti Amien tak punya siapa-siapa. Akhirnya, Amien kembali ke asal mengurus partai.

Kedua, patut diduga Amien butuh dukungan kubu Jokowi dalam kongres nanti.

Politik itu cair, rekan bisa jadi lawan dan sebaliknya. Politik itu mendewakan kepentingan, bukan sobat karib.

Dalam konstelasi pemilihan ketua umum, meski tak juga dikatakan terdesak, Amien kerepotan menahan arus mendukung Zulkifli Hasan alias Zulhas sebagai ketua umum lagi.

Terakhir, ada kampanye agar PAN segera lepas dari bayang-bayang Amien. Amien kuatir, jika benar demikian bagaimana karirnya di politik. Tak lucu kan, seorang pendiri harus berpindah ke kendaraan lain.

Amien jelas butuh dukungan. Membina hubungan baik dengan Jokowi artinya Amien secara langsung menyiapkan PAN sebagai partai yang mau berkolaborasi dengan pemerintah ke depannya, tidak kaku seperti keinginan Amien sebelumnya.

Posisi ini akan membuat Amien akan setara dengan Zulhas yang sedari awal ingin bergabung dengan pemerintah, tetapi sering mendapat penolakan dari kubu Amien.

Amien memang nampak sungguh-sungguh akan janjinya, bahkan dalam pernyataannya, Amien mengatakan bahwa akan mengawal Jokowi hingga selesai hingga 2024.

"Jadi itu kebutuhan kita. Harus semua presiden 5 tahun utuh. Kalau dipilih lagi ya sudah, 5 tahun. Tidak ada di tengah jalan diturunkan. Karena itu bisa merusak," pungkas Amien.

Tentu Amien memiliki target secara politik di posisi ini. Salah satunya adalah merubah citra bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi juga Hanafi Rais. Anggota partai yang bertujuan mendorong PAN agar segera berkolaborasi dengan pemerintah dapat memiliki opsi lain selain Zulhas yaitu Hanafi.

Keuntungan lainnya yang dapat dipetik Amien dari posisi ini adalah Amien mungkin tak akan "ditendang" dari partai, meski jagoannya kalah dalam pemilihan nanti.

Di posisi ini, jika Zulhas menang, Amien masih dianggap memiliki frekuensi yang sama, bukan musuh dalam selimut.

Terakhir, Amien adalah Amien. Janji seorang Amien adalah janji politik tentu dengan tujuan politik juga. Jika ditepati ya syukur, jika tak ditepati ya biasa. Sudah "beribu" janji Amien yang tak diperbuatnya.

Artinya anggap saja pernyataan Amien ini sebagai angina lalu. Semilir dingin menyegarkan, sesudah itu, ya biasa saja.

Referensi : 1 - 2 - 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun