Selanjutnya Anies menjelaskan bahwa dari 390 RW yang terendam tersebut itu, kurang lebih 85 persen berhasil dikendalikan.
Apa yang dimaksud dengan dikendalikan sebanyak 85 persen? Â Sepertinya skema pengendalian, mulai dari aliran banjir, hingga pengontrolan dengan menggunakan pompa. Sisanya 15 persen dianggap adalah situasi yang sulit dikendalikan karena tidak dapat dikontrol.
Contohnya pompa air yang tersedia tidak mampu mengatasi jumlah air hujan yang tinggi karena curah hujan yang sulit diprediksi.
Jadi Anies bukan ingin mengatakan bahwa banjir hanya melanda 15 persen wilayah Jakarta saja, akan tetapi ingin mengatakan bahwa masih ada 15 persen wilayah yang sulit dikendalikan dan memang harus dibantu. Baiklah.
***
Hal ini berarti publik harus terbiasa untuk lebih bisa detail memikirkan apa yang dikatakan oleh Anies dengan kepala dingin.
Terkadang, apa yang dikatakan oleh beliau memang multitafsir. Penataan kata memang bagus, tetapi terkadang sulit dimengerti. Di beberapa konteks, memang diperlukan kesabaran untuk memahami maksud Anies.
Misalnya naturalisasi sungai yang hingga kini bukan saja sulit dijelaskan secara konsep tetapi juga pelaksanaannya.
Bagaimana ke depannya? Dari sisi kemanusiaan kita tentu prihatin dengan apa yang dialami sodara basodara di Jakarta dan sekitarnya dan berharap hal yang sama janga terjadi lagi.
Kekuatiran tentang bencana yang sama akan terulang ke depannya cukup besar karena puncak curah hujan diprediksi BMKG akan terjadi Februari dan  Maret.
Kita juga berharap ada kelapangan hati dan tentunya pikiran untuk Pemprov DKI yang dipimpin Anies dan pemerintah pusat untuk sehati, seiya sekata bersinergi untuk mengatasi persoalan banjir yang dapat dikatakan cukup kompleks.