Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Untung dan Rugi Jika Indra Sjafrie Jadi Asisten Pelatih Shin Tae-yong

28 Desember 2019   22:29 Diperbarui: 29 Desember 2019   11:01 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae Yong mendapat kontrak empat tahun di Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

SABTU hari ini (28/12/2019), Shin Tae-yong resmi menjadi pelatih Timnas Indonesia. Di Stadion Pakansari, Cibinong, Pria berkebangsaan Korea Selatan berusia 50 tahun ini diperkenalkan kepada media dan meneken kontrak berdurasi empat tahun.

Pelatih yang membesut Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 ini akan menerima gaji di kisaran Rp 13,94 miliar per tahun. Tae-yong diberikan tugas untuk menangani timnas senior sekaligus timnas U-20.

Harapannya di timnas senior, Tae-yong mampu membawa timnas untuk mencapai yang terbaik di Kualifikasi Piala Dunia 2022 di sisa pertandingan melawan Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab.

Sedangkan di level U-20, Tae-yong diharapkan dapat membawa Timnas U-20 lolos dari babak grup ketika berlaga di Piala Dunia 2021 yang kebetulan dilangsungkan di Indonesia.

Sebelum bertugas, salah satu yang menarik untuk ditunggu oleh publik adalah bagaimana nantinya Tae-yong akan menyiapkan tim kepelatihan---khususnya asisten pelatih yang mumpuni sehingga mampu membantunya meraih hasil maksimal.

Untuk hal ini, ada dua nama "lokal" yang mengemuka, yaitu Indra Sjafrie dan Seto Nurdiantoro. Nama yang pertama nampak akan menjadi kandidat terkuat, apalagi saat perkenalan Tae-yong, Indra Sjafri nampak turut hadir.

Saya termasuk yang setuju jikalau Indra yang akan terpilih sebagai asisten pelatih, meskipun harus diakui tetap ada untung dan rugi jikalau pada akhirnya benar-benar ditunjuk menjadi asisten pelatih Tae-yong.

Mari kita bahas terlebih dahulu soal keuntungan atau hal yang positif jikalau Indra terpilih.

Pertama, Indra diharapkan mendapat pengalaman melatih dari sosok yang memiliki pengalaman internasional yang cukup lengkap, minimal di level asia.

Tae-yong selain menukangi Korsel di Piala Dunia 2018, juga pernah menjadi juara Liga Champions Asia saat menukangi Seongnam FC. Prestasi yang secara faktual tidak dimiliki oleh kandidat seperti Luis Milla.

Jika Indra membantu dan berhasil belajar dari Tae-yong, maka harapan pecinta timnas agar Indra dapat menjadi pelatih timnas senior suatt waktu dapat tercapai karena bertambahnya pengalaman dan pengetahuan.

Dalam perjalanan pelatih-pelatih hebat dunia, asisten pelatih seperti menjadi jabatan untuk naik level ke lebih tinggi. Sebut saja Jose Mourinho yang belajar dari Bobby Robson ataupun Zinedine Zidane yang mengakui terbantu saat menjadi asisten pelatih Carlo Ancelotti saat bersama Real Madrid, serta pelatih Jerman, Joachim Loew yang menjadi asisten Jurgen Klinsmann.

Kedua, Indra dapat membantu Tae-yong untuk berkomunikasi dengan para pemain sekaligus memberi masukan tentang strategi yang tepat.

Peran ini bukanlah untuk mengurangi peran seorang Tae-yong, namun harus diakui Indra dapat menjadi jembatan karena beberapa pertimbangan. Pertama, Indra mengenal benar beberapa pemain yang dulu "dibesarkannya". Sebut saja Evan Dimas, Zulfiandi dan Hansamu Yudha. Nama-nama yang bersama Indra telah meraih prestasi sejak U-19.

Kedua, Indra adalah pelatih yang paling sukses memilih pola yang tepat bagi Indonesia saat ini, meski belum terlihat di level senior.

Coach Indra mampu membuat Indonesia bermain dengan kecepatan dan taktis memainkan bola pendek atau dari kaki ke kaki. Kelebihan Indra ini pasti akan sangat bermanfaat bagi Shin Tae-yong nantinya.

Lalu dari sisi negatif, apakah kerugian yang akan didapat nantinya? Satu hal yang paling penting adalah Indra akan kehilangan waktu untuk melatih timnas U-22 atau paling tidak menyusun pondasi yang semakin kuat, seperti yang telah dia lakukan selama ini.

Kita tentu saja bergembira hati karena di level "U" kita punya pelatih hebat seperti Indra dan Fachry Husaini. Level ini seperti menyiapkan tabungan atau investasi untuk masa depan, sayang sekali jikalau terkorbankan karena Indra ditunjuk menjadi asisten pelatih Tae-yong nantinya.

Akan tetapi jikalau dapat mengusulkan, pertimbangkan Seto Nurdiantoro jikalau akhirnya Indra didaulat menjadi asisten pelatih.

Kedua, Indra akan "terbawa" jikalau Tae-yong dianggap gagal, wajar karena Indra menjadi bagian di dalamnya. Meskipun nampak terlalu progresif, akan tetapi hal ini perlu dipertimbangkan juga. 

Membiarkan Indra tetap di pos U-22 dan "menunggu" jikalau Tae-yong gagal membuat PSSI seperti menyimpan opsi jikalau hal terburuk terjadi, Tae-yong tidak berusia lama.

Pada akhirnya, sebagai pecinta timnas, kita patut bergembira dengan ditunjuknya pelatih baru timnas, Shin Tae-yong. Meskipun masih tanda tanya, apakah dapat berprestasi atau tidak, namun kita bersyukur karena PSSI kembali berani mengambil pelatih dengan level yang cukup baik setelah sebelumnya menunjuka Luis Milla.

Timnas dipercaya akan semakin maju, jikalau PSSI terlihat bertanggungjawab dan semakin serius mengelola timnas kita, dimulai dari sektor pelatih.

Semoga saja, Shin Tae-yong dapat memberikan yang terbaik bagi timnas kita, bekerja dengan cepat, dan memberikan hasil yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun