Presiden Jokowi menghadiri Perayaan Natal Nasional 2019 berlangsung di Sentul International Conventional Center (SICC). Ditemani Ibu Iriana, Ketua  Umum PDIP Megawatidan para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jokowi memberikan pesan-pesan dalam pidatonya.
Paling tidak ada 3 (tiga) pesan yang diungkapkan Jokowi kepada kurang lebih 11 ribu undangan yang hadir dalam perayaan tersebut.
Pertama, Jokowi menginginkan agar momentum natal dapat dijadikan momen untuk merayakan persahabatan antar anak bangsa dan merajut kerukunan di tengah keberagaman di Indonesia.
"Natal adalah momentum indah agi kita untuk merayakan persahabatan dan merajut persaudaraan kerukunan antara anak bangsa dan juga momen bagi kita untuk mensyukuri indahnya keberagaman" kata Jokowi.
Pesan Jokowi ini adalah pesan yang mesti diingatkan terus menerus hingga generasi mendatang. Di tengah keberagaman suku, budaya maupun agama, Indonesia sebagai bangsa kerap kali diuji untuk memperlihatkan rajutan bahwa bangsa ini bisa kokoh dan kuat karena keberagaman yang ada tersebut. Berbeda-beda tetapi satu.
Natal yang memberikan pesan damai diharapkan dijadikan momen bahwa perenungan tentang kehadiran sang pembawa damai dapat kembali mempersatukan rajutan yang seringkali disobek oleh oknum-oknum yang tidak ingin Indonesia dapat bersatu sebagai sebuah bangsa.
Kedua, Jokowi ingin agar persahabatan antara anak bangsa tidak dirusak oleh hal-hal seperti ujaran kebencian, hoax serta sikap intoleransi.
"Jauhkan diri dari hal-hal yang merusak persahabatan dan persaudaraan di antara kita seperti ujaran kebencian, jangan menebar fitnah, menebar hoax, jangan, dan juga sikap intoleransi, jangan" ucap Jokowi.
Tema Natal "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang" ini memang dapat dimaknai bahwa setiap orang dapat berefleksi apakah kehidupannya sebagai pribadi ataupun sebagai anak bangsa memberikan kontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang penuh persaudaraan dan persahabatan.
Apakah kita menjadi sahabat yang membawa damai dalam menyebarkan pesan baik dalam bersosmed dan dalam kehidupan nyata? Semoga pesan-pesan positif terus dikumandangkan di dalam kedua bidang tersebut.
Soal intoleransi yang disebutkan Jokowi, sepertinya akan menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia yang mesti serius diselesaikan. Kasus-kasus intoleransi masih kerap terjadi dan perlu dialog untuk bisa menemukan formula, meski sebenarnya sebagai negara Pancasilais hal-hal tersebut semestinya tidak terjadi lagi.