Dalam dua atau tiga hari belakangan sorotan media tentang Juventus berkisar tentang bagaimana cara Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala mencetak gol di Marassi Stadium.
Ronaldo melompat hingga 2,56 meter melewati para pemain belakang untuk membobol gawang Sampdoria yang dikawal oleh kiper Italia berdarah Indonesia, Emil Audero.
Claudio Ranieri sang pelatih Sampdoria bahkan menyebut aksi itu seperti Michael Jordan ketika melakukan slam dunk di pertandingan NBA.
Ronaldo memang tidak melompat setinggi bintang NBA tetapi waktu dia melayang di udara sekitar beberapa detik, disamakan dengan aksi lapangan basket. Gol yang menurut Presiden Sampdoria, melengkapi laga yang memang ditentukan oleh para bintang.
Sebelumnya Dybala membuat Marassi Stadium terdiam, saat crossing jauh dari Alex Sandro dituntaskannya dengan tendangan voli yang begitu indah. Bola meluncur indah ke sudut gawang setelah sempat memantul ke lapangan hijau.
Juventus memang diisi oleh pemain bintang, akan tetapi yang perlu disyukuri oleh Juventini-sebutan untuk penggemar Juventus adalah laga melawan Sampdoria kembali menunjukan bahwa lambat laun Juventus mulai mampu mempraktikan sepak bola indah ala sang pelatih Maurizio Sarri-" Sarriball".
Pertunjukan dari momen ajaib oleh Ronaldo dan Dybala memang tampak indah, akan tetapi harus diakui bahwa crossing impresif Alex Sandro sang pemberi assist dimulai oleh sentuhan-sentuhan dari beberapa pemain yang mengalirkan bola dengan begitu teratur dan cepat.
Penunjukan Maurizio Sarri oleh Andrea Agnelli untuk menggantikan Max Allegri memang untuk itu.Â
Juventus dibawah Sarri diharapkan tampil lebih atraktif, lebih indah dan agresif dengan sentuhan bola yang cepat beda dengan Allegri yang dikenal pragmatis dan cenderung defensif.
Menunggu hingga pekan ke-17, Bianconeri memang tidak mudah untuk mengaplikasikan gaya Sarri ini.Â
Maklum saja, selain gaya Allegri yang sudah membeku cukup lama, harus diakui pula bahwa Juventus masih kekurangan gelandang kreatif yang fasih memainkan gaya Sarri.
Kehadiran Aron Ramsey dan Adrien Rabiot memang diharapkan dapat mengisi lubang itu, hanya sayang para gelandang yahud yang didatangkan dengan gratis ini masih kerap diiringi masalah lain seperti cedera sekaligus adaptasi gaya bermain.
Oleh karena itu jangan heran, isu kembalinya Paul Pogba, lalu mendatangkan Christian Eriksen serata Ivan Rakitic dari Barcelona cukup kuat menggema dengan harapan masalah ini dapat teratasi sekaligus memangkas waktu agar Sarriball dapat lebih cepat dinikmati.
Akan tetapi, sekali lagi La Vecchia Signora boleh mulai optimis bahwa fase kedua musim dapat dimulai dengan Sarriball yang dapat terus berkembang dengan baik.
Pasalnya beberapa pemain mulai mampu menjalankan tugas seperti yang diinginkan Sarri. Lihat saja Paulo Dybala yang secara transformatif mampu menjalankan tugas sebagai "pemantul" bola yang lebih dekat ke depan.
Format Dygualdo, Dybala-Higuain-Ronaldo yang sempat diragukan, ternyata berjalan sesudah Dybala mampu memainkan peran ini dengan baik.Â
Ketika Miralem Pjanic yang dijadikan poros oleh Sarri untuk mengalirkan bola dihambat, aliran bola terus merambat dengan kerelaan Dybala untuk bergerak dinamis turun ke tengah.
Selain Dybala, gelandang muda Juve asal Uruguay, Rodrigo Bentancur dapat dianggap sebagai gelandang yang paling sesuai dengan skema Sarri, selain Pjanic tentunya.Â
Bentancur mampu menambah kekuatan teknis dengan empat assistnya sejauh ini, yang berarti bahwa kekuatiran tentang kurangnya kreativitas di lini tengah Juve mulai terobati.
Selain itu pergerakan para pemain bertahan juga patut diamati. Terutama para bek tengah yang berubah dari bek tengah yang menjaga garis lebih ke dalam menjadi lebih agresif bahkan nampak bertindak seperti gelandang bertahan.
Strategi untuk mendatangkan Matthijs De Ligt dan Merih Demiral sepertinya untuk ini. De Ligt di Ajax menjadi bek tengah yang juga produktif karena mampu bermain dalam skema yang membuat Ajax nampak lebih banyak menguasai bola dan agresif.
Bek Turki Demiral, bahkan mencuri perhatian bukan saja karena penampilan apiknya bersama Timnas Turki, namun di Juve, Demiral menghadirkan gaya bek ala kompetisi Italia yang amat berbeda yang tidak kuat secara teknik semata tetapi berani.
Meski berbeda iklim sepak bolanya namun De Ligt, Demiral, dan tentunya sang skipper Leo Bonucci mulai bertransformasi mengadaptasi gaya bermain tersebut di Juventus dalam skema Sarriball.
Terakhir namun tidak kalah penting adalah lini depan. Kerja sama Ronaldo, Higuain, dan Dybala yang sempat diragukan mulai berkembang dengan pesat.Â
Ketika bola dipegang oleh salah satu dari ketiganya, kedua pemain yang lain bergerak cepat dengan aliran bola yang cepat juga.
Kombinasi antara ketiganya kerap kali membuat lini belakang Sampdoria kehilangan posisi dan kebingungan sehingga membuat salah satu pemain ditinggalkan sehingga mendapat ruang yang cukup luas untuk mencetak gol.
Eksperimen ini yang berhasil di laga melawan Udinese dan dapat dikatakan berjalan sempurna di laga melawan Sampdoria.Â
Saat melawan Udinese, tak jarang terlihat para penonton di J-Stadium spontan berdiri dari tempat duduknya ketika trio ini mulai memainkan kombinasi mereka dengan cepat.
Sekali lagi, gambaran ini menunjukan bahwa ada harapan bahwa Sarriball akan semakin berjalan dengan baik di Juventus, meskipun masih membutuhkan tambahan sedikit waktu untuk membuktikan hal tersebut.
Ukuran Udinese dan Sampdoria belum menjadi standar bahwa gaya ini sudah dapat berjalan dengan baik. Para penggemar Juventus pasti menunggu bagaimana Sarriball berjalan ketika melawan tim yang lebih kuat.
Senin dinihari waktu Indonesia, di Riyadh, gaya ini mendapat ujian yang pantas yakni saat laga Supercoppa melawan Lazio nanti yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.
Apakah Sarriball akan berjalan dengan sempurna saat melawan Lazio yang amat tangguh di tengah di bawah arahan Simone Inzaghi?
Jika berhasil, maka Lazio yang menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan Juve musim ini, akan mendapat pembalasan sempurna dari Juve. Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H