Meski berbeda iklim sepak bolanya namun De Ligt, Demiral, dan tentunya sang skipper Leo Bonucci mulai bertransformasi mengadaptasi gaya bermain tersebut di Juventus dalam skema Sarriball.
Terakhir namun tidak kalah penting adalah lini depan. Kerja sama Ronaldo, Higuain, dan Dybala yang sempat diragukan mulai berkembang dengan pesat.Â
Ketika bola dipegang oleh salah satu dari ketiganya, kedua pemain yang lain bergerak cepat dengan aliran bola yang cepat juga.
Kombinasi antara ketiganya kerap kali membuat lini belakang Sampdoria kehilangan posisi dan kebingungan sehingga membuat salah satu pemain ditinggalkan sehingga mendapat ruang yang cukup luas untuk mencetak gol.
Eksperimen ini yang berhasil di laga melawan Udinese dan dapat dikatakan berjalan sempurna di laga melawan Sampdoria.Â
Saat melawan Udinese, tak jarang terlihat para penonton di J-Stadium spontan berdiri dari tempat duduknya ketika trio ini mulai memainkan kombinasi mereka dengan cepat.
Sekali lagi, gambaran ini menunjukan bahwa ada harapan bahwa Sarriball akan semakin berjalan dengan baik di Juventus, meskipun masih membutuhkan tambahan sedikit waktu untuk membuktikan hal tersebut.
Ukuran Udinese dan Sampdoria belum menjadi standar bahwa gaya ini sudah dapat berjalan dengan baik. Para penggemar Juventus pasti menunggu bagaimana Sarriball berjalan ketika melawan tim yang lebih kuat.
Senin dinihari waktu Indonesia, di Riyadh, gaya ini mendapat ujian yang pantas yakni saat laga Supercoppa melawan Lazio nanti yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.
Apakah Sarriball akan berjalan dengan sempurna saat melawan Lazio yang amat tangguh di tengah di bawah arahan Simone Inzaghi?
Jika berhasil, maka Lazio yang menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan Juve musim ini, akan mendapat pembalasan sempurna dari Juve. Kita tunggu saja.