Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertamu ke rumah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono di Komplek Senayan Residence, Jakarta pada Kamis (5/9/2019). Â Tentu saja bagi publik bahwa pertemuan ini bukanlah pertemuan yang biasa.
Tidak ada signifikansi pertemuan jika pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tentang peta politik maupun urusan kabinet yang akan diumumkan, meskipun Hendropriyono adalah Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), tetapi jarang sekali Hendropriyono ikut campur soal hal tersebut.
Prabowo pun demikian, mengunjungi Hendropriyono dalam urusan "kekuasaan" bukanlah menjadi tujuannya, lalu apa yang dibicarakan oleh kedua tokoh tersebut?
Pertanyaan tentang arti dari pertemuan tersebut terjawab seusai kedua tokoh nasional tersebut bertemu dengan wartawan. Pertemuan tersebut bagi keduanya adalah pertemuan silahturahmi, pertemuan senior yunior di dan juga membahas tentang permasalahan kebangsaan  yang sedang hangat saat ini mengenai permasalahan Papua.
"Sebetulnya ini kunjungan kekeluargaan, kunjungan pribadi, sudah lama saya ingin sowan. Pak Hendro senior saya, (sudah) jadi guru saya, sehingga saya rasa memang pantaslah untuk sowan, untuk diskusi. Apalagi kalau ada masalah negara, kepentingan negara," kata Prabowo.
Dari pernyataan keduanya, paling tidak ada 2 (dua) makna yang dapat ditangkap dari pertemuan tersebut.
Pertama, pertemuan tersebut bertujuan untuk meredam konflik yang ada di masyarakat berkaitan dengan permasalahan Papua.
Mau tidak mau Prabowo akan dikaitkan dengan permasalahan Papua. Ada dua alasan, pertama, kader Gerindra, yakni Tri Susanti terlibat aktif dan telah ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi yang dianggap rasialis terhadap mahasiswa Papua.
Meskipun tidak bersinggungan langsung, akan tetapi melalui pertemuan ini Prabowo ingin menarik garis tegas bahwa Gerindra tidak setuju dengan tindakan yang dapat memecah belah bangsa. Â
Berikutnya, dalam masa kampanye saat pilpres, isu pembangunan di Papua memang dijadikan kubu Prabowo sebagai senjata untuk mengatakan bahwa Jokowi gagal dalam pembangunan. Padahal secara infrastruktur pemerintah Jokowi sudah terbukti ingin sungguh-sungguh membangun Indonesia Timur dan khususnya, Papua.
Sesudah pertemuan tersebut, Prabowo menegaskan posisinya dengan mengimbau kepada publik agar menyejukkan keadaan dengan saling membantu dan kompak. Dia juga menyatakan bahwa tindakan-tindakan oknum yang berusaha memecah belah antara Indonesia dan Papua itu tidak benar.
"Kita sebagai bangsa harus kompak, harus sejuk, saling bantu, jangan saling cari kesalahan. Mari kita bersama-sama kita atasi semua masalah, saya yakin (tindakan) tidak benar kalau ada yang memecah belah. Saudara-saudara kita di Papua memang merupakan saudara kita," ujar Prabowo.
Kedua, pertemuan tersebut dapat dianggap sebagai bentuk pernyataan politik bahwa Indonesia bersatu untuk menjaga kedaulatan bangsa.
Secara intelijen, Hendropriyono paham bahwa kepentingan tentang Papua bukanlah soal tentang pemerataan pembangunan saja tetapi berkaitan dengan kepentingan internasional di sini.
Gerak-gerik Benny Wenda cs  di berbagai negara, dapat dibaca bahwa ada kepentingan luar yang ingin agar Papua pisah dari Indonesia. Suatu hal yang sebenarnya bukan menjadi rahasia lagi. Oleh karena itu sebagai sebuah bangsa, rakyat diminta untuk terus bersatu.
Soal ini, Hendropriyono menjelaskan posisi pemerintah dalam memandang situasi yang terjadi.
"Karena orang asing (provokator) ngapain masuk-masuk, ngaduk-ngaduk negeri kita, dan masa kita ikut-ikutan kasih pandangan yang menguntungkan mereka, Itu kan pengkhianat. Saya kasih tahu, lebih baik kita tambah 1000 musuh daripada satu orang pengkhianat," ujar Hendropriyono.
Prabowo dalam bahasa yang lain mengiyakan yang dikatakan oleh Hendropriyono. "Saya berpandangan unsur semua pihak harus bersatu. kita harus saling mendukung, dan untuk itulah saya minta waktu (Hendropriyono), dan kita tadi walaupun intinya adalah kekeluargaan, tapi kita juga membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.
Apresiasi pantas diberikan atas terlaksananya pertemuan ini. Pertemuan dan kesepakatan demi kepentingan bangsa oleh para tokoh nasional yang sebenarnya berseberangan politik dalam pilpres lalu sekali lagi amat menyejukkan.Â
Publik sudah lama ingin agar hal-hal ini dapat terus terjadi. Berbeda pendapat itu boleh, tetapi jika bicara kedaulatan dan persatuan, itulah yang harus menjadi pandu dalam gerak bangsa ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H