Bahkan pada diskusi 'Refleksi Malari Ganti Nahkoda Negeri' di Seknas Prabowo-Sandi, Jl HOS Cokroaminoto No 93, Menteng, Jakarta  Pusat, pertengahan Januari lalu Amien mengaku pernah dibisiki salah seorang Jenderal TNI supaya peserta aksi bela Islam tak tepancing provokasi karena ada tentara China yang siap mengamankan aksi tersebut jika keadaan berujung tak kondusif.
"Kalau sampai merusak toko dan lain-lain yang amankan bukan TNI, tapi tentara China, yang ada di Indonesia dan ada puluhan ribu pucuk senjata di kota kota besar. Ini bukan hoaks ini bisa dikutip. Jadi saya kalau ngomong ada dasarnya bukan genderuwo, bukan sontoloyo, mari kita tabok, enggak ada," ujar Amien.
Ya, gitu deh.
Ketiga, Amien pintar membuat istilah-istilah yang menghebohkan. Â Kemampuan otak kanan Amien bisa dikatakan jenius soal ini, termasuk imajinasinya. Kemarin, Amien mengeluarkan istilah "Persembahan Untuk Beijing", untuk mengatakan bahwa Ibu Kota baru dibuat untuk China, keren kan?
Pada masa kampanye Pilpres kemarin, ada dua istilah yang sempat menjadi trending. Pertama, istilah "Partai Allah dan Partai Setan" dan "People Power", untuk istilah kedua, cepat dirubah Amien karena menuai kontrovesi dan dapat dianggap mengajak makar.
Ketiga hal sebenarnya menjadi modal bagaimana Amien akan eksis di dunia politik nasional. Meski sudah sepuh, ketiga hal ini mampu membuat Amien dapat mencuri perhatian publik, bahwa setelah reformasi, si reformis ini masih tetap ada.
Hanya, pertanyaannya adalah sampai kapan Amien akan begini? Untuk ini, Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari mengatakan demikian. Â "Mohon sudah sepuh bersikap dan bertindak bijaksana, jangan jadi penyulut kebencian kepada pemerintah maupun etnis tertentu. Saatnya bekerja mewujudkan kemajuan" .
Begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H