Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arti Kata September dan Sebuah Harapan

1 September 2019   13:30 Diperbarui: 1 September 2019   14:01 6802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
September I Gambar : Tribun

Selamat datang bulan September.  Banyak orang yang bersuka karena tahun sudah berganti ke September, artinya lagi empat bulan lagi tahun akan segera berganti.

Akan tetapi mungkin tidak banyak yang tahu ada hal menarik dari makna kata September ini.  

September sebenarnya berasal dari kata Latin septem-, yang berarti "tujuh" bukan "sembilan" .  Kata ini juga digunakan untuk menamai nama bulan di kalender Romawi. Di dalam kalender republik Romawi yang asli ini , lagi-lagi September adalah bulan ketujuh dalam tahun itu dan bukan yang kesembilan.

Sebagai informasi, kalender Romawi hanya terdiri dari sepuluh bulan, dengan nama-nama bulan tersebut sebagai  berikut --- Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, Oktober, November, dan Desember.

Nama enam bulan terakhir (selain empat bulan pertama yang diambil dari nama dewa dewi lainnya), dimulai dari Quintilis diberi nama sesuai dengan nomor urutnya --- Quintilis adalah bulan kelima, Sextilis adalah bulan keenam,  September adalan bulan ketujuh dan seterusnya berakhir di Desember, bulan kesepuluh.

Pada tahun 45 SM, ketika Kaisar Julius Caesar berkuasa, diperkenalkanlah  kalender  baru bernama Julian. Tentu saja publik mengerti di tengah otoritas yang sedang dibangunnya, Caesar tahu persis bahwa  perubahan kalender akan menjadi salah satu legacy atau ciri dari kekuasaannya yang besar. Julian itu sendiri berasal dari kata Julius.

Perubahan kalender menjadi Julian ini, semakin dipertegas oleh Sang Caesar dengan menambahkan tambahan dua bulan lagi, yaitu Januari dan Februari.  

Januari sendiri dipilih dari nama nama dewa romawi bernama Janus.  Dewa Janus dikenal sebagai  penjaga gerbang Olympus dan digambarkan bermuka dua ini, dianggap melambangkan batas antara masa lalu (tahun sebelumnya) dan masa depan (tahun yang baru). Sehingga Januari, Janus diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.

Sedangkan Februari, diambil dari nama tradisi yang ada di Romawi saat itu. Februari berasal dari kata Februa, yaitu upacara pembersihan yang ada pada kebudayaan Romawi. Upacara tersebut memang dilaksanakan pada bulan kedua.

Bukan saja menambahkan bulan, beberapa nama bulan juga diganti namanya. Quintilis dan Sextilis diganti namanya menjadi Juli dan Agustus. Lagi-lagi demi penghormatan diri, Juli(us) untuk menghormati Julius Caesar, sedangkan Augustus berasal dari nama Augustus Caesar, pengganti kaisar Julius.

Konon, Kaisar Augustus meminta dan memilih  Sextilis diganti dengan namanya karena Kaisar Augustus merasa bahwa dirinya kerap beruntung dibulan ini. Menarik.

Sebenarnya menurut catatan sejarah ada beberapa upaya yang berulangkali ingin mengganti September. Akan tetapi, kata September, Oktober, November dan Desember sudah terlanjur menyebar dan dikenal dengan luas masuk ke dalam bahasa bangsa lain juga.

Padahal jika saat itu, senat Romawi bersikukuh mengganti nama September dan yang lainnya maka mungkin saja sekarang kita mengenal September dengan nama berbeda seperti September Tiberius atau Antonius, nama-nama kaisar lainnya. Akan tetapi syukurlah, hingga sekarang September tetaplah September.

September adalah Awal dan Harapan Baru

Mari bergeser dari sejarah penamaan bulan. Apakah ada makna istimewa dari September? Jika pemaknaannya sebagai ada harapa, optimisme akan awal baru, September jamak memberikan makna serupa jaman ini.

Simbolisme bulan September dapat dipahami sebagai pembaruan energi, berfokus kembali pada energi yang dipunyai oleh kita.

Hal ini kerap dihubungkan dengan pergantian musim.  Di belahan bumi utara, September itu menandakan awal dari musim gugur dan akhir dari musim panas. Sementara itu di belahan bumi selatan, September menandakan dimulainya musim semi.

Sedangkan di negara tropis seperti Indonesia (di beberapa wilayah), September dapat diarikan sebagai awal mulainya musim hujan.

Bukan sekedar berkaitan dengan alam saja, kalender September di beberapa negara adalah awal dari perjuangan pendidikan untuk masa depan anak-anak. Di beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika, awal tahun pelajaran baru bagi anak-anak sekolah berlangsung pada akhir Agustus atau awal bulan September ini.

Lalu apa yang dapat dimaknai di September ini? September adalah harapan. Sebagai bangsa kita telah melewati Agustus dengan penuh perjuangan, konflik dan berbagai isu yang memecah belah. Kita perlu berdoa dan berharap, di September ini kedamaian akan kembali ada bagi bangsa kita Indonesia yang tercinta ini.

Sebagai persona, September adalah optimisme. Memulai setiap bulan dengan optimisme adalah cara ampuh untuk kita kembali mengejar cita-cita dalam kerangka tujuan hidup kita. Semoga sebagai pribadi kita akan semakin baik, dalam setiap kehidupan dan berguna bagi sesama. Amin.

Selamat datang September!

Sumber : 1 - 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun