Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luis Enrique, Xana Kecil dan Duka di Tengah Kegembiraan Sepak Bola

31 Agustus 2019   21:24 Diperbarui: 31 Agustus 2019   21:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luis Enrique tidak kuasa menahan air matanya. Dia ingin terlihat kuat, tetapi kenyataan yang menyakitkan akhirnya memaksa mantan pemain Barcelona tersebut untuk mengeluarkan emosi yang berusaha dikekangnya, yaitu kesedihan.

Putrinya cantiknya yang bernama Xana ,dan baru berusia 9 tahun, meninggal dunia karena penyakit kanker tulang, Jumat (30/8/2019). Luis Enrique  menangis, dan mengatakan suatu perkataan yang membuat banyak orang terharu dan merasakan bahwa lelaki ini sangat terpukul.

Kamu akan menjadi bintang yang membimbing keluarga kami. Kami akan sangat merindukanmu, tetapi kami akan mengingatmu setiap hari dalam hidup kami dengan harapan bahwa pada masa depan kita akan bertemu lagi," ujar Enrique.

Luis Enrique adalah sosok yang dikenal sebagai sosok yang kuat dan cenderung keras. Hanya pria kuat saja yang memberanikan diri untuk pindah dari Real Madrid ke Barcelona. Hujatan dari para fans Madrid, tidak dihiraukannya.

Di Barcelona, Enrique bertambah kuat. Di lapangan, pemain yang dapat bermain dai beberapa posisi ini adalah seorang petarung. Dia tak segan berduel keras dengan lawan.

Di Barcelona, jika Pep Guardiola terkenal sebagai pengatur serangan, Enrique adalah pemain "perusak" sekaligus penaik mental rekan-rekannya ketika sedang down. Enrique akan berteriak menghentak memotivasi rekan-rekannya ketika tim sedang ketinggalan.

Inilah kelebihannya, sehingga sesudah pensiun, Barcelona tak segan menunjuknya sebagai pelatih tim yunior atau Barcelona B. Sesudah itu, Enrique melatih tim Italia, AS Roma, Celta Vigo dan kembali melatih Barcelona senior. Di Catalan, Enrique membawa Barca meraih dua gelar La Liga dan gelar Liga Champions 2015 dan akhirnya terpilih menjadi pelatih timnas Spanyol.

Di balik sosoknya yang keras, Enrique akan nampak berbeda jika bersama Xana, putri kecilnya. Xana adalah antithesis dari jiwa keras Enrique. Bersama Xana, Enrique terlihat lembut dan seperti menemukan kebahagiaan dari wujud yang berbeda, karena Enrique sadar bahwa sepak bola telah memberikannya kegembiraan yang lainnya.

Beberapa kali, Enrique terlihat melalui kamera menari bersama, tertawa bersama Xana di lapangan hijau seusai pertandingan. Putri kecil dengan mata sendu berwarna coklat itu memang membuat sukacita Enrique semakin lengkap sebagai seorang manusia.

Di tengah kebahagiaan itu, mendung kehidupan datang menghampiri Enrique. Pada bulan Juni lalu, Enrique memilih untuk mengundurkan diri sebagai pelatih tim nasional Spanyol untuk menemani Xana.

Sudah setahun Xana divonis mengidap penyakit mematikan, kanker tulang. Enrique sadar bahwa sebagai seorang ayah dia juga ingin berjuang menemani sang putri untuk sembuh dari penyakit tersebut.

Xana memang gembira melihat sang ayah semakin sering berada disisinya. Sayang, Xana terlalu lemah untuk melawan sel-sel kanker yang semakin ganas menggeroti tubuhnya. Enrique tak bisa berbuat banyak melihat Xana yang terbaring lemah. Akhirnya, Jumat kemarin, putri cantiknya itu meninggal dunia.

Enrique sangat terpukul. Tak ada lagi senyuman indah yang menemaninya seusai pertandingan, tak ada lagi pelukan hangat dari Xana yang memberinya kekuatan ekstra sesudah dia nampak terlalu lelah mengurus sepak bola. Xana yang sering dipanggul Enrique berkeliling stadion seperti pemberi tenaga dan semangat baru baginya.

Sebagai manusia Enrique tak dapat berbuat banyak untuk melawan takdir, Enrique berusaha bijak melihat keterbatasan dirinya sebagai seorang manusia yang fana. "Kamu akan menjadi bintang yang membimbing keluarga kami," kata Enrique, pilu, sedih, berusaha menghibur dirinya sendiri.

Banyak pihak ikut bersimpati atas duka yang dialami pria berusia 49 tahun ini.  Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) turut menyatakan duka.

"Berduka atas kehilangan Xana kecil yang menyedihkan. Kami berbelasungkawa kepada keluarga," demikian pernyataan RFEF.

Bintang Barcelona, Lionel Messi juga memberikan ucapan turut berbelasungkawa pada Enrique. "Kami bersama Anda, semua kekuatan dunia (bersama anda Enrique)," demikian pernyataan Messi.

Petenis Spanyol, Rafael Nadal juga ikut memberikan ucapan duka. Enrique memang cukup dekat dengan keluarga Nadal.

"Saya sangat sedih dan saya tidak bisa membayangkan kesedihan mendalam yang dirasakan keluarga Enrique. Pelukan besar dari saya untuk Luis Enrique dan segenap keluarga,Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap kuat dan bisa melewati masa sulit ini," tulis Rafael Nadal.

Ucapan duka mungkin tidak bisa mengembalikan keceriaan yang diberikan Xana untuk Enrique, akan tetapi simpati ini seperti hendak mengatakan kepada Enrique bawah dia tidak sendirian dan masih ada orang-orang yang akan menghibur dan menemani Enrique di masa sulit ini.

Itulah kehidupan. Manusia boleh merencanakan tetapi Yang Mahakuasa yang menentukan. Kebahagiaan itu anugerah, kegembiraan itu terlalu mahal harganya. Kehidupan memberikan kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang sementara itu.

Suatu waktu Enrique mungkin akan kembali ke lapangan hijau. Enrique akan mengingat Xana. Enrique mungkin akan sedih. Akan tetapi, Xana tentu tahu, ayahnya sangat mencintai sepak bola. Benar kata Enrique, Xana akan menjadi bintang. Bintang yang tampak jauh, tetapi cahayanya selalu ada menyinari. Lapangan hijau akan merindukan tawa Xana.

Selamat Jalan Xana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun