Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki. Dan akal tanpa ilmu ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu. - Ali bin Abi Thalib
Di tengah diskusi mengenai urgensi, plus minus pemindahan ibu kota yang disertai dengan alasan-alasan ilmiah, bukti bahwa kajian intelektualitas tetap menjadi pandu, tetap saja muncul tuduhan-tuduhan atau bahkan opini yang dapat dianggap di luar batas nalar.
Salah satunya adalah cuitan dari Tengku Zulkarnain, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia. Dalam cuitannya di akun Twitter @ustadtengkuzul, Â Tengku Zul menyebut pemindahan ibu kota tidak akan meningkatkan nilai ekonomi bagi negara dan rakyat Indonesia.
Seperti tidak puas  cuitan tersebut diperlengkap,  lalu Tengku Zul juga ikut mengunggah gambar peta yang tidak dibiarkan kosong. Dengan teliti dan cermat, Tengku Zul lalu memberi tanda garis lurus dari Kota Beijing China ke Pulau Kalimantan.
Eureka!, Seperti Archimedes  yang amat gembira dan  mengucapkan kata "Eureka!" ketika ia masuk kedalam bak mandi dan menyadari bahwa permukaan air naik, sehingga ia menemukan bahwa berat(dalam Newton) air yang tumpah sama dengan gaya yang diterima tubuhnya. Mungkin begitu yang dirasakan oleh Tengku Zul saat itu.
Garisnya nampak lurus, Tengku Zul seperti menangkap sebuah "maksud jahat " disana dan menuliskan demikian; " Malah Secara Pertahanan Sangat Mudah Dijangkau China dgn Kapal Perang, Pesawat Tempur, bahkan Rudal China. Lurus dan Terbuka! BAHAYA Para Ahli Intelijen BICARALAH. "
Tentu saja mengundang kontroversi, netizen langsung bereaksi, Â dan kebanyakan menyindir twit tersebut. Imajinasi Tengku Zul dianggap kelewat batas. Sehingga, jadi ingat apa yang dikatakan tentang imajinasi oleh Albert Einstein demikian;
" Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, namun imajinasi mampu membawa anda dari A ke manapun".
Bukan nama Tengku Zul namanya jika tidak menuai kontroversi. Terakhir publik mungkin masih ingat Video ceramah Tengku Zul yang ramai dibicarakan di media sosial. Dalam video tersebut, Tengku Zul mengatakan pemerintah akan melegalkan zina dan menyediakan alat kontrasepsi untuk pemuda apabila RUU PKS disahkan.
Syukurlah, Tengku Zul sudah meminta maaf seiring dengan laporan polisi juga mengalir untuk pernyataannya itu.
Menariknya di tengah "gelap"nya ruang nalar ini, muncullah Kaesang.Â
Putra kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini ikut membaca cuitan Tengku Zul dan ajaibnya meneruskan cuitan tersebut ke ayahnya. CC ; Jokowi. Tanpa memberikan komentar apa-apa.
Artinya bisa ditafsirkan dalam berbagai perspektif maksud Kaesan. Pertama, bisa saja diduga bahwa Kaesang akan melaporkan Tengku Zul  ke Jokowi karena cuitan ini seperti "memfitnah" bapaknya dan kedua, sepertinya Kaesang ingin Jokowi mempertimbangkan informasi penting yang diberikan oleh Tengku Zul ini, bahwa akan ada ancaman rudal Cina jika dipindahkan ke Kaltim.
Ah, saya lebih setuju maksud yang kedua. Kaesang merasa ini adalah info yang amat berharga dari Tengku Zul, apalagi mungkin Kaesang sudah berpikir untuk melebarkan usaha pisangnya ke Kaltim, bagaimana jika dirudal China?
Hmm...sampai sekarang saya masih bersyukur ada sosok seperti Kaesang, ketika kita mau serius, bahkan geram,  beliau terlihat santai. Membaca twit Kaesang itu seperti menemukan  lemari es di padang gurun bersama onta. Sip.
Oh kembali ke soal rudal lagi. Ada beberapa komentar cerdas dari beberapa netizen soal jarak dan rudal ini.Â
Contohnya akun @Beef2F. yang  mencoba menjelaskan bahwa Jarak dari Jakarta - Beijing 5,217 KM sedangkan Kalimantan - Beijing 4,332 KM. Jika  markas militer terdekat china dr Jakarta/Kalimantan berjarak antara 2,000-4,000 km dan  SRBM atau rudal jarak pendek kapal perang hanya dapat mencapai paling jauh 1,000 KM. Jadi tidak mungkin rudal itu dapat digunakan.
Lalu ada yang mengatakan bahwa garis lurus Tengku Zul sudah baik, hanya sayang tidak dihitung topografi, koordinat dan mungkin saja arah angin. Oke, sepertinya Tengku Zul tidak punya kompetensi sejauh itu.
Soal rudal, sebenarnya bisa ditembakan mencapai ke Kalimantan bahkan lebih jauh lagi, melampaui jarak di atas 5000 meter. Coba cek saja referensi mengenai rudal buatan China bernama  Dongfeng 31A atau DF-31A (kode nama NATO : CSS-9 Mod-2).
Rudal ini sejenis rudal balistik antar benua China dengan kisaran  jarak 11.200 km, dan dapat membawa hulu ledak nuklir termal tunggal 1.000 kiloton. Korps Artileri China memperkenalkan rudal DF-31A ini sejak tahun 2006 dan bisa diluncurkan juga dari kapal selam.  Artinya tak perlu Kalimantan, Ibu Kota dipindahkan ke Pulau Rote juga sampai tuan Tengku Zul.
Lalu untuk apa Tengku Zul melakukan ini? Jangan tanya saya, tanya saja langsung ke Tengku Zul, mungkin beliau lupa Pilpres sudah selesai, saatnya bersatu kembali, ayo marilah, tolong, Ibu Kota sudah mau pindah, Indonesia harus berpikir lebih maju dan jauh ke depan, Â ayo tarik garis diagonal sesekali, jangan garis lurus melulu. Bosan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H