Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Merindukan "Sajojo", Tari dan Lagu Asal Papua yang Legendaris

25 Agustus 2019   12:31 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:37 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papua bumi yang penuh berkat...Papua penuh potensi....Sajojo...Sajojo...."

Mungkin masih ada yang ingat kurang lebih sembilan tahun lalu,  muncul sebuah iklan yang menggambarkan tanah Papua yang sangat indah.

Pada tayangan iklan salah satu minuman suplemen energi tersebut, tergambar jelas keindahan alam Papua, dengan gambaran panorama Lembah Baliem Wamena yang eksotis yang  hamparan pasir Pantai Amai Jayapura yang putih.

Iklan yang dibintangi Donny Kesuma, Chris John, serta Shanti tersebut juga diisi dengan tarian dari pace dan mace dari Papua dengan gerakan yang sangat indah, lalu lagu apa yang menjadi pengiringnya? Tentu saja lagu legendaris berjudul "Sajojo".

Generasi milenial mungkin lupa-lupa ingat tentang lagu ini, namun lagu yang dipopulerkan oleh oleh grup Black Brothers pada sekitar 1994-an ini bisa  dianggap lagu terbaik nusantara dengan dentuman musik yang mampu mengajak pendengarnya untuk mengentakan kaki dan mengggoyangkan tubuh.

Tak heran, lagu Sajajo Lagu ini merupakan lagu daerah yang digunakan untuk mengiringi senam di tanah Papua bahkan di seluruh tanah air Indonesia era 1990an dan 2000-an.


Makna Lagu dan Tarian Sajojo

Untuk nostalgia, lirik lagu Sajojo ini sebagai berikut;

Sajojo Sajojo

yumbo ramko isa bapa

rasa muna-muna-muna keke

sa muna-muna-muna keke.


Sajojo Sajojo

yumbo ramko isa bapa

rasa muna-muna-muna keke

sa muna-muna-muna keke.


ku serai kusase rai-rai-rai-rai-rai

ku serai kusase rai-rai-rai-rai-rai


yunamko nikimye kiosore kiyasa, sore

yunamko nikimye kiosore kiyasa, sore.

Lagu ini berkisah tentang  perempuan cantik dari desa, selain cantik perempuan ini juga dicintai ayah dan ibu dan dikagumi  para laki-laki desa. Ketika melihat perempuan ini, laki- laki desa mendambakan untuk bisa berjalan-jalan bersamanya.

Dalam gambarannya, sering digambarkan dalam tarian, ada seorang mace cantik yang dikelilingi banyak pace yang gagah, mereka menari, bergembira dan tertawa besama.

Karena menggambarkan sesuatu yang universal yaitu tentang cinta, maka ketika lagu tradisional ini dijadikan sebagai pengiring tarian Sajojo, ada keceriaan dan kebersamaan yang nampak dari tarian ini.

Karena itu, tarian Sajojo difungsikan sebagai tarian pergaulan atau tarian hiburan yang bisa dimainkan oleh siapa saja yang ingin menampilkannya.  Selain itu,  Tarian sajojo juga dapat  dimaknai sebagai tarian yang menggambarkan keterbukaan dari rakyat Papua untuk menerima tamu yang datang ke tanah Papua.

Karena itu,  Tari Sajojo  sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat dan acara  penyambutan. Pada masanya tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata.

Merindukan Sajojo


Beberapa kali ketika saya mengikuti berbagai acara yang pesertanya berasal dari seluruh Indonesia, Lagu Sajojo diperdengarkan dan menari bersama. Ketika lagu ini diperdengarkan, ada rasa kebersamaan dan keceriaan yang timbul, dan yang paling penting lagu ini tanpa sengaja menyatukan semua yang menari, mempersatukan.

Melihat gejolak Papua sekarang, dan isu rasisme yang terjadi, saya merindukan Sajojo. Merindukan agar semua orang menari Sajojo bersama, menyanyikan Sajojo bersama. Merasakan kembali, begitu Papuanya begitu dekatnya dalam tenun kebangsaan Indonesia, dan membuat kita bangga sebagai Indonesia. Bangsa yang besar, indah dan memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

Ketika menari dan menyanyi, rindu itu tertuang dalam kegembiraan dan sukacita bersama. Membawa kita untuk kembali mengingat semangat persatuan dalam bingkai Indonesia.

Semoga polemik tentang Papua segera berakhir, kita ingin agar Sajojo itu tetap ada, tetap membuat kita gembira dan ceria bersama. Sajojo, gambaran tentang kedamaian di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun