yunamko nikimye kiosore kiyasa, sore
yunamko nikimye kiosore kiyasa, sore.
Lagu ini berkisah tentang  perempuan cantik dari desa, selain cantik perempuan ini juga dicintai ayah dan ibu dan dikagumi  para laki-laki desa. Ketika melihat perempuan ini, laki- laki desa mendambakan untuk bisa berjalan-jalan bersamanya.
Dalam gambarannya, sering digambarkan dalam tarian, ada seorang mace cantik yang dikelilingi banyak pace yang gagah, mereka menari, bergembira dan tertawa besama.
Karena menggambarkan sesuatu yang universal yaitu tentang cinta, maka ketika lagu tradisional ini dijadikan sebagai pengiring tarian Sajojo, ada keceriaan dan kebersamaan yang nampak dari tarian ini.
Karena itu, tarian Sajojo difungsikan sebagai tarian pergaulan atau tarian hiburan yang bisa dimainkan oleh siapa saja yang ingin menampilkannya.  Selain itu,  Tarian sajojo juga dapat  dimaknai sebagai tarian yang menggambarkan keterbukaan dari rakyat Papua untuk menerima tamu yang datang ke tanah Papua.
Karena itu,  Tari Sajojo  sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat dan acara  penyambutan. Pada masanya tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata.
Merindukan Sajojo
Beberapa kali ketika saya mengikuti berbagai acara yang pesertanya berasal dari seluruh Indonesia, Lagu Sajojo diperdengarkan dan menari bersama. Ketika lagu ini diperdengarkan, ada rasa kebersamaan dan keceriaan yang timbul, dan yang paling penting lagu ini tanpa sengaja menyatukan semua yang menari, mempersatukan.