Amien Rais dikenal amat vokal terhadap lawan politiknya termasuk Jokowi. Bukan saja soal sindiran, tetapi ajakan-ajakan provokatif Amien tentu saja membuat gerah pihak lawan yaitu koalisi Jokowi.
Sebenarnya ketika Gerindra mulai bermanuver, peluang PAN untuk bergabung masih ada, sayangnya Amine terlalu "cerewet" berkomentar. Amien mengatakan bahwa rekonsiliasi hanya akan terjadi jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diterima dan dengan pembagian kursi 55:45.
"Misalnya disepakati, ayo bagi 55-45, itu masuk akal. Kalau sampai disepakati, berarti rezim (Jokowi) ini balik kanan, sudah jalan akalnya. Tapi ini kan enggak mungkin," ujar Amien di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta, Sabtu (20/7).
Rekan koalisi Jokowi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bereaksi. Â Amien Rais dianggap seperti orang yang sedang berhayal. Â
PKB melalui Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB, Jazilul Fawaid menilai Amien mempunyai khayalan lain terkait kekuasaan sehingga menyampaikan ide seperti itu.
"Mungkin Amien punya khayalan lain terkait kekuasaan. Dari Jokowi pasti enggak suka dengan cara begitu, saya yakin Jokowi tidak suka dengan cara (atau) pola memandang negara seperti bagi-bagi kue begitu," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (22/7).
Artinya, Amien perlu senang karena di luar kekuatan koalisi pemerintah sajalah Amien dapat berkhayal sesuatu yang pasti amat disukainya.
Lalu bagaimana nasib PAN ke depan? Zulhas memastikan PAN akan tetap mendukung pemerintahan Jokowi tanpa syarat. "Jadi kita mendukung-mendukung saja, tidak pakai syarat. Kita dukung saja agar Pak Jokowi pemerintahannya sukses, apalagi menghadapi persoalan-persoalan berat seperti sekarang ini," ujar Zulhas
Dari pernyataan Zulhas, PAN nampaknya hanya harus menunggu kesempatan untuk masuk ke dalam kabinet. Â Nomor antrian masih panjang bagi PAN.
Jika melihat dari pengalaman 2014, situasi yang sama dialami oleh PAN, Â tidak memiliki nilai jual yang kuat meskipun pada akhirnya di tengah perjalanan pemerintahan , mendapat celah untuk bergabung.
Kemungkinan untuk PAN bergabung saat ini dikatakan cukup tipis, Â kesempatan untuk mendapat kursi di menteri ataupun pejabat negara lainnya bahkan menghadapi tembok tebal.