Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Pesan Lukas Enembe, Gubernur Papua, Pengagum Barack Obama

22 Agustus 2019   22:33 Diperbarui: 22 Agustus 2019   22:51 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tribunnews.com


"Tidak ada yang terlahir membenci orang karena warna kulit atau latar belakang agamanya..."-  Barack Obama

Gubernur Papua, Lukas Enembe tampil gagah ketika hadir di acara MataNajwa kemarin. Enembe mengenakan kemeja putih menyala berlengan panjang yang nampak lebih gagah dengan gambar  burung Cendrawasih berwarna emas yang menghiasi di bagian dada kemeja.

Di acara tersebut juga Enembe dengan lugas menjawab berbagai pertanyaan dari Najwa. Bahkan Najwa nampak tersentak mendengarkan beberapa pernyataan dan respon Enembe.

Misalnya ketika bicara tentang pernyataan maaf Gubernur Jatim Khofifah, dan apa yang harus dilakukan pasca inside, Enembe menjelaskan bahwa   perbuatan  rasisme  dibenci oleh seluruh dunia.

Sayangnya meski masyarakat Indonesia selama 74 tahun merdeka namun sikap terhadap masyarakat Papua menurut Enembe belum juga berubah. 

"Jadi karena kerap kali terjadi, ini pemicunya membuat yang lain terungkap?" tanya Najwa Shihab.

"Ini pemicu utamanya yang terjadi di Papua. Jadi saya pikir sudah 74 tahun merdeka, NKRI kita jaga, Bhineka Tunggal Ika dijaga. Dari Sambang - Merauke juga harus dijaga," tambah Lukas Enembe.

Enembe bahkan menilai masyarakat Papua belum di-Indonesiakan secara baik. "74 tahun merdeka, orang Papua masih juga belum di-Indonesiakan secara baik," kata-kata Enembe.

Menuru Enembe, penyataan-pernyataan ini adalah sesuatu yang perlu diperjuangkan ketika sudah menyangkut harga diri dan martabat masyarakat Papua. Sesuatu yang menurut Enembe sudah terlalu sering terjadi dan dialami masyarakatnya sendiri.

"Karena itu bukan sekali mereka sampaikan. Sudah banyak kali di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Ya pasti mereka tidak terima. Selama orang Papua dihinakan, direndahkan martabatnya, itu pasti mereka ribut," kata Lukas.

Sampai di titik ini, pernyataan Gubernur Lukas Enembe, dianggap sebagai sesuatu yang memang harus terus diperjuangkan, yaitu persoalan harkat, martabat dan rasialisme. Selama hal itu tidak diseriusi maka kejadian yang sama akan terjadi lagi.

Pengagum Barack Obama

Gubernur Papua berusia 52 tahun ini adalah sosok yang memang sangat membenci rasialisme terjadi di muka bumi ini, apalagi pada anak-anaknya, sebuah hal yang dia pelajari dari sang idola, Barrack Obama.

Kekaguman Enembe pada Barack Obama terjadi jauh sebelum Presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat itu menang dalam Pemilu 2008 lalu.  Bahkan saat pelantikan Obama sebagai Presiden pada 2019 Enembe berusaha untuk hadir.

Pada hari pelantikan Presiden Obama, 20 Januari 2009 tersebut, Lukas berada di kursi nomor 15, Gedung Capitol. Barrack bersama jutaan orang yang telah berkerumun membanjiri National Mall Washington, menghadapi temperatur udara yang sangat dingin dengan suhu di bawah nol derajat Celsius, hanya untuk mengambil bagian dalam sejarah Washington.

Lukas sangat mengagumi Obama karena  perjuangannya yang sangat berani untuk mematahkan stigma rasial.

Berfokus Pada Persoalan Sebenarnya yaitu Rasisme

Ketika persoalan ini mengemuka, sayangnya berbagai isu juga bermunculan, seperti gerakan separatis dan lain sebagainya. 

Dari rekam jejak, "suara keras" Enembe nampaknya tidak mengarah ke sana, apalagi Enembe adalah gubernur yang cukup dekat dengan pemerintahan sekarang.

"Sudah berkali-kali saya nyatakan bahwa NKRI harga mati bagi kami di Papua, jadi jangan ada yang mencoba merusak tatanan yang sudah kami bangun dengan baik di tanah ini.Kami tidak berpikir untuk merdeka, tapi saat ini kami hanya fokus pada bagaimana cara mensejahterakan rakyat yang hidup di atas tanah ini." kata Gubernur Papua, Lukas Enembe lewat laman resmi pribadinya, www.gubernurlukasenembe.com. 

Pernyataan ini dikatakan Enembe pada saat mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan ke Papua pada 2016.

Dalam pilpres kemarin,  GEnembe juga mengambil dukungan untuk pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 (Jokowi - Ma'ruf). Salah satu alasannya adalah karena Jokowi telah sangat memperhatikan Papua.

Artinya, ada maksud jelas yang ingin disampaikan Enembe tanpa dihubungkan dengan persoalan yang lain. Ada dua hal yang bisa kita perhatikan. Pertama, ketika bicara soal harkat dan martabat, tentu Enembe seperti memberi peringatan keras bahwa rasisme sangat  perlu diperangi oleh segenap rakyat Indonesia dari Sabang ke Merauke.

Kedua, Enembe ingin memberi peringatan agar persoalan rasisme yang dilakukan para oknum itu adalah yang terakhir kalinya dan  berarti pemerintah harus segera dengan tegas meberikan hukuman kepada para pelakunya.

Pemerintah harus cepat merespons keinginan Enembe, dan rasanya seperti yang dikatakan Enembe, Jokowi perlu mengangendakan kunjungan ke Papua secepat mungkin.

Kecintaan Enembe pada RI tidak perlu diragukan lagi. Sekarang tinggal tindakan nyata dari berbagai pihak untuk bereflesi diri dan beraksi nyata untuk memerangi rasisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun