Lenis Kogoya nampak segar dengan kemeja putih berlengan panjang, tampak akrab sekali dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Pertemuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (20/8/2019) itu pun nampak penuh dengan suasana kekeluargaan, meskipun tujuannya adalah membahas tentang insiden yang terjadi di Surabaya. Turut hadir Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan, Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho, perwakilan mahasiswa Papua, dan juga Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS).
Bukan itu saja, pertemuan Semakin terlihat hangat karena diselingi dengan jamuan makan dengan menu khas Papua, Papeda. Lenis dan Khofifah saling bergantian mengambilkan papeda, makanan berbahan dasar sagu khas Papua. Lenis memberikan pujian kepada Khofifah.
"Hari ini (Khofifah) saya anggap bukan gubernur lagi, tapi Mama Papua. Saya menitipkan anak-anak saya, untuk dijadikan supaya menjadi anak-anaknya sendiri yang ada di Surabaya Jawa Timur," kata Lenis sembari memberikan Papeda kepada Khofifah
Setelah pertemuan tersebut, Lenis Kogoya mengeluarkan pernyataan menyejukkan. "Pesan Presiden tadi pagi, agar ini jangan dibesar-besarkan. Tapi mari kita menjadi saling memaafkan. Ada kesalahan di mana harus memaafkan. Itu yang harus saling dibangun. Karena kita anak bangsa yang sama. Jangan ada yang sakit hati, maksudnya ketersinggungan bagaimanapun sekarang kita saling memaafkan," kata Lenis.
Siapa Lenis Kogoya? Saat ini Lenis menjabat sebagai Ketua Masyarakat Adat Tanah Papua sekaligus Staf Khusus Presiden untuk wilayah Papua. Jabatan Lenis secara lengkap adalah Staf Khusus Presiden Bidang Kelompok Kerja Papua.
Pelantikan Lenis pada 5 Mei 2015 menjadi Staf Khusus Presiden merupakan sejarah baru di Indonesia, minimal bagi Lenis. Lenis sangat bergembira karena ini adalah kesempatan bagi dirinya menjadi jembatan agar Papua khususnya pembangunan masyarakat dan infrastrukturnya. Pilihan Jokowi juga dapat dianggap tepat, karena Lenis adalah orang lapangan.
"Mungkin baru kali ini, sejarah baru, orang gunung pedalaman bisa masuk di Istana," kata Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (4/6/2015).
Posisi Lenin, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, memang strategis jika pemerintah ingin mengikis jurang pemisah dan membangun komunikasi yang semakin dekat dengan masyarakat Papua.
Sebagai kepala adat atau kepala suku, Lenis mengaku sudah berkunjung dari satu bukit ke bukit lainnya untuk bertemu kelompok separatis seperti OPM. Dengan tegas, Lenis mengatakan, OPM ada karena selama ini Papua dibiarkan sendiri.
"Papua dan Jakarta itu seperti anak yang menangis tapi tidak dimengerti ibunya. Anak menangis karena apa? Karena perut lapar, karena merasa tidak dimiliki. Terpenting, kami punya rasa memiliki NKRI ini tidak ada separatis kalau kami diperhatikan," tegas Lenis saat dilantik.