Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Jokowi Salami Komandan Upacara dan Beri Sepatu Bekas

17 Agustus 2019   22:06 Diperbarui: 22 Agustus 2019   09:02 9450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo mendadak menghampiri komandan upacara saat HUT RI ke-74 di Istana, Sabtu (17/8/2019).(Biro pers setpres) I Kompas.com

"Senyum yang ramah, sapaan yang hangat, biasanya hanya berlangsung singkat dan tampak kurang penting. Anda tidak bisa membawanya bersama Anda. Tetapi sikap tersebut akan memberikan pengaruh yang luar biasa. Layanan seperti itu memang tidak wajib, namun itulah yang sangat dihargai oang-orang"

Komandan Upacara Kolonel Laut (P) Hariyo Poernomo tampak kaget dan terkejut melihat Jokowi mengarahkan langkah kaki ke arah dimana dia berdiri. Hariyo  langsung buru-buru memasukkan pedang yang ia pegang ke dalam sarung dan lekas memberi hormat ke Jokowi.

Jokowi sudah berhadap-hadapan dengan dirinya, sambil tersenyu, Jokowi lalu menyalami Hariyo dan menepuk lengannya. Hariyo tentu amat bangga seiring dengan tepuk tangan hadirin undangan terhadap sikap Jokowi yang lantas langsung kembali ke dalam Istana.

Sikap Jokowi memang tak biasa, tak banyak dan amat jarang seorang Presiden turun untuk memberi selamat kepada seorang Komandan upacara yang kebanyakan memang berpangkat Kolonel. Mungkin karena itulah Hariyo senang dan undangan memberi apresiasi terhadap keramahan yang tak biasa tersebut.

Keramahan yang tak biasa itu tak berhenti disitu. Dalam acara silaturahim dengan para anggota Paskibraka di Istana Merdeka, Sabtu (17/8/2019) malam  usai upacara penurunan bendera, Jokowi juga memberikan kesan yang menarik.

Dalam acara tersebut, Jokowi memberi hadiah sepatu bekasnya kepada salah satu anggota Paskibraka yang bertugas pada upacara HUT RI ke-74 di Istana. Adalah anggota Paskibraka bernama Abel dari Sulawesi Selatan yang beruntung.

Pada awalnya Jokowi bertanya kepada para anggota Paskibraka apakah ada yang memiliki nomor sepatu 43,  ketika yagn lain ragu Abel dengan penuh semangat  langsung tunjuk tangan dan maju ke podium. Setelah diwarnai dengan pembacaan Pancasila, sepatu bekas Jokowi langsung dibawa pulang Abel.

"Ini adalah sepatu, sepatu saya. Sudah saya pakai. Ini produksi dalam negeri dari Bandung. Ini yang akan saya berikan pada Abel Jadi sepatunya itu agak kotor dikit karena pernah dipakai," kata Jokowi. Abel terlihat sangat girang.

Makna apa yang dapat kita petik dari bahasa yang ingin dikomunikasikan Jokowi melalui menyalami Komandan Upacara hingga memberi sepatu bekas ini?

Mungkin akan banyak yang mengatakan bahwa tidak ada yang terlalu berlebihan dari sebuah keramahan yang ditunjukan Jokowi tersebut. Akan tetapi jika kita pernah membaca kutipan dari perkataan seorang pengusaha Amerika pada akhir abad 18 bernama James Cash Penney, mungkin kita akan melihat sesuatu yang berbeda.

Penney pernah mengatakan demikian; "Senyum yang ramah, sapaan yang hangat, biasanya hanya berlangsung singkat dan tampak kurang penting. Anda tidak bisa membawanya bersama Anda. Tetapi sikap tersebut akan memberikan pengaruh yang luar biasa. Layanan seperti itu memang tidak wajib, namun itulah yang sangat dihargai oang-orang"

Keramahan Jokowi melalui salaman atau memberi sepatu bekas mungkin akan terlihat tidak penting dan biasa, tetapi tanpa kita sadari hal tersebut akan memberikan pengaruh secara luar biasa, dihargai orang dan memberikan inspirasi bagi banyak orang.

Jokowi nampak ingin memberi pesan, bahwa beginilah seharusnya bangsa ini dibangun. Bangsa ini dibangun dari keramah-tamahan yang menginspirasi, keramahan yang dipenuhi keinginan untuk saling menghormati dan menghargai dan keramahan yang tidak membeda-bedakan.

Dalam pidatonya di Sidang MPR, hal itu tergambar melalui beberapa hal yang dikatakan oleh Jokowi. Jokowi mengatakan bahwa Indonesia berdiri kokoh karena memiliki fondasi yang sangat kuat yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar negara, bintang penjuru sekaligus pemersatu bangsa.

Di kesempatan yang sama, Jokowi mengatakan bahwa kita harus berani menerima era keterbukaan sejaga. Akan tetapi, bangsa kita tidak boleh kehilangan persatuan dan persaudaraan.

Jokowi mengerti bahwa sesudah seremonial perayaan HUT RI ke-74 ini, Jokowi sudah ditunggu dengan pekerjaan untuk mewujudkan harapan besar  yaitu mengupayakan SDM unggul untuk Indonesia Maju.

Mimpi ini membutuhkan kerja keras, membutuhkan kegerakan bersama, sehingga para pemimpin harus berani untuk turun bersama bawahannya untuk memberi semangat, menjaga visi agar dapat tercapai bahkan mau untuk memberi apresiasi kepada anak buah yang berprestasi. Jokowi telah memberikan contoh.

Salaman dan tepukan, itulah yang akan diberikan Jokowi untuk anak bangsa yang mau bekerja keras. Sepatu bekas yang dipakainya untuk melayani rakyat Indonesia juga ingin diwariskan kepada generasi-generasi muda agar dapat melakukan hal serupa melalui apa yang dilakukan sekarang.

Jokowi sudah berpesan melalui simbol-simbol sederhana yang dilakukannya. Bangsa ini harus bekerja keras, melangkah cepat tanpa meninggalkan warisan keramah-tamahan yang menjadi ciri khas bangsa ini, bahkan menjadi salah satu kekuatan utama.

Sumber : 1 - 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun