Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

10 Nama Calon Menteri di Kantong Megawati: Ada Ahok, Adian, dan Risma?

9 Agustus 2019   21:13 Diperbarui: 9 Agustus 2019   21:26 27105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok dan Megawati I Gambar : Tribunews

Saat Kongres V PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya meminta jatah kursi menteri paling banyak di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Soal ini, politikus PDIP sekaligus Putri Megawati, Puan Maharani kembali menjelaskan keinginan Megawati tersebut. Bahkan, Puan lantas memberi tahu bahwa nama-nama menteri sudah ada di kantong Mega.

Megawati  memang yang paling berhak atau memiliki hak prerogoatif menentukan nama menteri dari partai berlambang banteng tersebut.

"Nama sudah ada di kantong ketua umum kita juga sudah membahas terbatas tertutup ya tapi ya nantilah masih Oktober kok masih lama," jelas Puan di sela Kongres V PDIP, Sanur, Bali, Jumat (9/8/2019).

Soal jumlah nama yang ada, Puan lantas menjawab bahwa partainya telah menyiapkan di kisaran ada 10 nama kader.

"Ya lebih dari 10 lah. Kan kemarin presiden bilang bahwa Insyallah PDIP akan mendapatkan posisi lebih banyak karena memang suaranya lebih banyak dan merupakan partai pemenang pemilu," tambah Puan.

"Ya nama-nama sudah ada dong, partai sebesar ini masa nggak punya nama," kata politikus PDIP Puan Maharani di sela Kongres V PDIP, Sanur, Bali, Jumat (9/8/2019). 

Soal nama, tentu saja partai sebesar PDIP, memiliki lebih dari sepuluh nama, dan dari pemberitaan media, nama-nama itu dapat mudah untuk ditebak.

Paling tidak inilah sepuluh nama kader yang kemungkinan ada di kantong Megawati.

Adian Napitupulu

Adian Napitupulu I Gambar : Tribunews
Adian Napitupulu I Gambar : Tribunews
Pria bernama lengkap Adian Yunus Yusak Napitupulu tiba-tiba menyeruak menjadi calon menteri paling kuat dari PDIP. Kiprah pria yang lahir di Manado, 7 Januari 1971 atau berusia 48 tahun ini memang menuai pujian terutama dalam masa kampanye Pilpres.

Mantan aktivis 98 ini, adalah ujung tombak, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin saat harus berdebat dengan kubu lawan. Adian nampak lugas, dan pantang menyerah dalam setiap perdebatan dengan kemampuan menguasai materi termasuk memperlihatkan bahwa Jokowi memang pantas menjadi Presiden untuk kedua kali.

Maka tak heran, Adian Napitupulu menjadi sosok yang paling populer di Google saat kampanye dibandingkan dengan nama-nama lain baik dari pihak Jokowi maupun Prabowo.  

Popularitas dan gambaran sosok pejuang muda yang tetap konsisten terhadap garis perjuangan dari Adian dipercaya akan memberikan warna serta dampak postif kepada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf kedepan jika dipercaya menjadi salah seorang menteri.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Ahok tak pernah habisnya. Karir politik Ahok sempat  terancam tenggelam sesudah kasus yang menimpanya. Akan tetapi, perlahan-lahan, bukannya meredup, Ahok kembali menunjukan sinarnya.

Dalam berbagai kesempatan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini, mengatakan bahwa dia tidak tertarik menjadi menteri sesudah keluar dari penjara, tetapi momen di Kongres PDIP kemarin dapat merubah pendiriannya atau menunjukan hal yang berbeda.

Saat datang ke Kongres, orang-orang yang menyaksikan kehadiran Ahok itu di arena Kongres, Hotel Grand Inna Beach, Sanur, Bali, lantas berteriak memanggil namanya, "Ahok,Ahok!". Bukan itu saja, nama Ahok bahkan disebut secara  khusus oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat melakukan pidato politiknya.

Megawati Soekarnoputri, menyapa secara khusus dari mimbar pidato. "Ini ada kader PDIP. Namanya BCP. Basuki Cahaya Purnama. Terkenal namanya Ahok," kata Megawati dalam sambutannya.  Megawati lantas tersenyum, Ahok nampak sungkan.

Momen yang seperti menunjukan, bahwa salah nama di kantong Megawati adalah Ahok.

Tri Rismaharini

Bu Risma I Gambar : Kompas.com
Bu Risma I Gambar : Kompas.com
Nama Dr. (H.C). Ir. Tri Rismaharini, MT sepertinya akan terus didorong untuk menjadi menteri dalam kabinet Jokowi nanti. Menajabat sebagai Walikota Surabaya, Bu Risma dianggap menjadi salah satu kader terbaik yang pernah dimiliki PDIP dengan berbagai capaian prestasi.

Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah. Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia di era reformasi dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

Kemampuan teknokratnya, profesionalitas sudah teruji, ditunjang dengan pengalamnnya di birokrasi, maka Risma dianggap telah memiliki modal yang kuat untuk menjadi menteri.

Dalam berbagai kesempatan Risma memang sempat mengatakan menolak menjadi menteri dan memastikan hingga 2021 dirinya hanya akan fokus menyelesaikan tanggung jawab sebagai wali kota Surabaya. Akan tetapi jika negara memanggil, Bu Risma bisa saja berubah pikiran.

Terakhir dalam sebuah kesempatan, Risma mengatakan demikian. 

"Jabatan publik itu amanah. Karena itu jabatan wali kota dan gubernur, bahkan menteri hingga presiden sejatinya tidak untuk diminta-minta atau diperebutkan. Tapi jika Tuhan sudah berkehendak, maka siapa pun yang mendapatkan amanah wajib menunaikannya dengan baik."

Puan Maharani

Puan Maharani I Gambar : Kompas.com
Puan Maharani I Gambar : Kompas.com
Wanita berusia 45 tahun bernama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala tidaklah mungkin tak ada namanya di kantong Megawati, hukumnya wajib.

Dalam Kabinet Jokowi yang lalu, Puan menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Meskipun masih terus berada di bawah bayang-bayang Megawati, akan tetapi, perlahan-lahan Puan terus menambah pengalamannya, terutama pengalaman leadershipnya.

Puan pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI pada 2012, saat menjabat  Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Indonesia ini menggantikan peran Tjahjo Kumolo yang telah menjabat sembilan tahun.

Puan nampaknya akan tetap dan terus dipersiapkan menambah pengalamannya di Kabinet pemerintahan, sampai dirasa cukup, atau sampai tahta Ketua Umum PDIP diberikan padanya dari Megawati.

Hasto Kristiyanto

Nama Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto santer diberitakan menjadi salah satu nama segar yang akan diberikan Megawati untuk dipertimbangkan menjadi menteri.

Salah satu pertimbangannya adalah peran Hasto yang cukup besar sebagai Sekjen Partai seperti perang Tjahjo Kumolo, pada Pilpres 2014. Hasilnya Pada Pilpres 2014, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo saat itu akhirnya didapuk menjadii Menteri Dalam Negeri hingga kini.

Pria kelahiran Yogyakarta berusia 53 tahun ini, juga memiliki peluang yang sama seperti Tjahjo Kumolo untuk  ditunjuk sebagai menteri, karena selain sebagai Sekjen, Hasto juga aktif memenangkan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional.

AA Ngurah Puspayoga

Mau tidak mau nama Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga harus disebut sebagai salah satu calon kuat menteri dari PDIP, salah alasan utamanya adalah Bali.

Bali menjadi salah satu kantong PDIP yang amat kokoh dan kuat, saat Pilpres kemarin, perolehan suara Jokowi mencapai lebih dari 90 persen di Pulau Dewata. Artinya satu nama dari Bali dipastikan akan menghiasi jajaran kabinet Jokowi nantinya.

Ada beberapa nama yang sempat masuk bursa menteri dari Bali, antara lain ada nama Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) Wakil Gubernur Bali dan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra namun nama AA Ngurah Puspayoga diperkirakan masih dipercaya oleh Megawati dan Jokowi menjadi salah satu menteri.

Pada kabinet lalu AA Ngurah Puspayoga  menempati posisi Menteri Koperasi dan UMKM, Jokowi diprediksi  masih mempertahankan nama mantan Wali Kota Denpasar itu sebagai salah seorang menteri di Kabinet Jilid II.

Nurdin Abdullah

Nurdin Abdullah (Tengah) I Gambar : Tribun
Nurdin Abdullah (Tengah) I Gambar : Tribun
Selain Risma, PDIP juga diharapkan akan mendorong kadernya yang telah berpengalaman memimpin wilayah untuk menjadi menteri, minimal dari sisi manajemen birokrasi sudah cukup mumpuni, untuk itu salah satu nama yang mesti dipertimbangkan adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah.

Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr menjabat sebagai  Gubernur Sulawesi Selatan Periode 2018-2023 didampingi oleh Andi Sudirman Sulaiman Sebagai Wakil Gubernur. Kiprah pria berusia 55 tahun ini mencuri perhatian saat menjadi Bupati Bantaeng dengna berbagai inovasi yang dilakukan.

Berbagai penghargaan sudah diterimanya. Antara lain, pada Mei 2015 Nurdin menerima penghargaan "Tokoh Perubahan" dari suratkabar Republika, Penghargaan Men's Obsession kategori Kepala Daerah Berprestasi Tahun 2015 dan  Penghargaan Kepala Daerah Inovatif dari Koran SINDO, Tahun 2015.

Pada 15 Agustus 2016, Ia mendapat anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari presiden Indonesia Joko Widodo. Tanda Jasa ini dianugerahkan kepada empat tokoh yang dinilai telah memberikan sumbangsih dalam bidang sosial kemanusiaan. Hal ini menunjukan bahwa soal kepantasan, Nurdin sudah amat pantas menjadi salah satu menteri di Kabinet Jokowi nanti.

Abdullah Azwar Anas

Selain Nurdin,  nama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sontak juga muncul, Anas dianggap adalah salah salah kader PDIP yang mampu memberikan perubahan signifikan saat menjabat menjadi kepala daerah.

Pria berusia 46 tahun yang lahir di Banyuwangi, 6 Agustus 1973 ini sukses mengangkat sektor Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dengan sangat pesat. Anas berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi dari yang semula hanya 41 ribu wisatawan pertahun, menjadi lima juta wisatawan pertahun.

Sebuah prestasi yang memperlihatkan kinerja yang unggul dan patut patut dilirik untuk menempati pos menteri di Kabinet Jokowi Jilid II.

Andreas Hugo Pariera

Andreas Hugo Pereira I Gambar : Tribunews
Andreas Hugo Pereira I Gambar : Tribunews

Nama  Andreas Hugo Pariera kembali muncul sebagai salah satu calon menteri dari PDIP. Saat Kabinet Jokowi Jilid I pada 2014 akan dibentuk, nama pria berusia 55 tahun sudah sempat disebut.

Pria lulusan Doktor Politik Internasional dari Universitas Giessen, Jerman (2000-2003),dianggap  sebagai sosok mumpuni untuk duduk di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019. Sayangnya, saat itu Andreas tidak terpilih.

Saat ini, Ketua DPP PDIP ini, kembali digaungkan untuk menjadi salah satu calon kuat menteri Kabinet Jokowi jilid II. Andreas dikenal sebagai tokoh yang fasih atau menguasai beragam isu-isu internasional, termasuk pertahanan.

Meski lebih banyak menjadi tokoh di belakang layar, Pemahaman Andreas akan isu internasional dan hubungan luar negeri terkonfirmasi dari latar belakang akademis  dan juga pengalamannya yang segudang, baik di tingkat internasional, nasional, maupun daerah membuat namanya pantas diperhitungkan menjadi salah satu calon menteri.

Rini Soemarno

Nama Rini Mariani Soemarno atau biasa dikenal Rini Soemarno, sedang menyita perhatian berkaitan dengan masalah padamnya listrik. PLN sebagai salah satu BUMN memang berada di bawah kendalinya sebagai Menteri BUMN.

Wanita kelahiran Maryland, Amerika Serikat berusia 61 tahun ini dianggap sebagai salah satu tokoh perempuan dari PDIP yang paling berpengalaman.  Memiliki segudang pengalaman profesional maupun birokrat, Rini diperkirakan akan mendapat tempat lagi di Kabinet Jilid II meski mungkin akan sedikit mengundang pro dan kontra.

Curiculum Vitae Rini dipenuhi dengan berbagai pengalaman menjadi komisaris, presiden komisaris dari perusahaan besar seperti Astra dan Kanzen dan pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong pada 2001-2004.

Diterjang dengan berbagai isu, Rini tak tergoyahkan, Rini tentu memiliki kompetensi dan juga memiliki kedekatan yang amat kuat di dalam PDIP sendiri. Karena itu, nama Rini kemungkinan besar masuk sebagai salah satu menteri yang dikantongi oleh Megawati.

Selain sepuluh nama tersebut, memang masih ada nama-nama lain yang dapat dipertimbangkan, antara lain ada nama Tjahjo Kumolo, Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat dan Maruarar Sirait juga yang patut diperhitungkan, tinggal kita tunggu saja, kapan dan bagaimana nama-nama itu dikeluarkan dari kantong Megawati untuk diberikan ke Jokowi.

Sumber : 1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun