Gerindra di mana? Gerindra sama sekali hampir tidak diperkirakan akan bergabung dengan koalisi Pemerintah apalagi "berdamai" dengan PDIP. Tetapi, sekejap, peta politik berubah 180 derajat. Gerindra yang berulangkali mengatakan tetap berada di oposisi, Gerindra pula yang seperti aktif mendekat.
Artinya apa, ajakan Megawati, bisa diterjemahkan hanya sebagai sebuah keramahtamahan biasa khas orang timur. Membuat suasana terasa adem di acara pembukaan dan menjadi sorotan dari hampir seluruh rakyat Indonesia, maka ungkapan-ungkapan seperti ini dapat dilihat sebagai ungkapan meneduhkan, dan bisa berubah di penerapan.
Mengapa demikian? Salah satu alasannya adalah Kongres PDIP V ini dapat dianggap sebagai start awal bagaimana dan seperti apa pemerintah Jokowi akan didesain. Pergerakan sebelum kongres, bisa jadi belum dapat berarti apa-apa.
Di kongres ini, secara internal, PDIP akan membicarakan dari konsolidasi, sinkronisasi dengan rencana program pemerintah ke depan, hingga mendesain struktur pemerintahan termasuk, komposisi kabinet. Ini berarti, siapa mengajak siapa, dan siapa yang akan diajak baru akan dibicarakan di kongres atau sesudah kongres.
Artinya publik harus menunggu. Bukan publik saja yang menunggu, tetapi juga partai di dalam koalisi pemerintahan juga akan menunggu, bagaimana PDIP mendesain sebelum mengajak berdiskusi.
Di lain pihak, teman-teman Gerindra di koalisi lalu, seperti PKS, Demokrat, PAN dan Berkarya mungkin sedang menonton, bahkan langsung berpikir keras, konsolidasi seperti apa yang akan dibicarakan oleh Megawati, Jokowi dan Prabowo saat kongres tersebut. Kebetulan sekali mereka bersama duduk berdekatan dalam deretan yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H