Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Fenomena "Cindy Sang Pemersatu Bangsa", Tanda Publik Sudah Muak dengan Unjuk Rasa

23 Mei 2019   21:32 Diperbarui: 23 Mei 2019   21:49 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama 'Cindy' diviralkan oleh warganet melalui kolom live chat kanal YouTube KOMPASTV sejak Rabu (22/5/2019) siang hingga malam ini. Saya sempat mengikuti fenomena ini karena sedang menyaksikan KompasTV dari YouTube.

Siapa Cindy?  Cindy yang dimaksudkan adalah nama reporter KompasTV yang bernama lengkap Cindy Permadi.  Cindy memang bertugas melaporkan langsung situasi di sekitar Asrama Brimob pada Rabu (22/5/2019) siang dan beberapa momen lainnya.

Wanita yang berambut pendek dan berkacamata itu seolah memberikan kesejukan di tengah panasnya aksi unjuk rasa di Jakarta. Ketika saya sedang menonton acara talkshow, Rosi,  malam ini, warganet kembali menyuarakan Cindy dengan berbagai ragam komentar yang kocak pun bermunculan.

"Cindy, I Miss You" komentar seorang warganet.

"Cindy sang pemersatu bangsa..." tambah yang lain.

"Pendukung Cindy garis keras"  

"Kami gak mau debat, kami ingin Cindy"  timpal lainnya. Kocak.

Wajah manis Cindy Permadi itu membuat para netizen dan publik seperti menjadi salah fokus. Bukannya  menyimak laporannya mengenai kondisi tengah terjadi, para netizen malah terpukau melihatnya.

Nama Cindy yang semakin santer disuarakan oleh netizen, dapat bermakna bahwa publik sebenarnya sudah gerah dan muak dengan berbagai desain unjuk rasa yang merugikan masyarakat.

Publik sudah lelah dengan dengan demonstrasi, debat dan persilangan pendapat yang semakin tajam dan entah kapan akan selesai.

Makna dan keinginan publik melalui netizen ini sama sekali berlawanan dengan  aksi 22 Mei yang ingin mengambil simpati dan perhatian masyarakat dengan menyuarakan kecurangan pada pemilu.

Publik ingin sejenak beristirahat, ingin dihibur bukan terus tertekan dengan aksi maupun narasi yang berisi kebencian karena tidak mau taat terhadap jalur konstitusional.

Anarkisme dan mementingkan kehendak sendiri tidak akan pernah mampu mencuri hati masyarakat.

Fenomena Cindy, sekali lagi membuktikan bahwa publik ingin suasana segera menjadi damai. Mulailah untuk menjalin kembali tali persaudaraan antara para elit politik, demi keutuhan dan persatuan bangsa.

Hentikan sudah aksi yang kontraproduktif. Momentum turun ke jalan harus segera diakhiri karena tidak elok dipandang. Apalagi publik lebih ingin Cindy tetap hadir di layar kaca, tapi bukan dari jalanan namun lebih menarik jika menjadi reporter dari ruangan di Mahkamah Konstitusi kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun