Di atas papan skor, kedudukan menunjukan Jokowi sudah semakin unggul telak.
Secara psikologis, skor di papan skor membuat lawan frustrasi. Lawan sudah kehilangan ball possession, ingin mengklaim bahwa permainan curang, tetapi ribuan penonton di stadion menilai hal itu dengan lebih obyektif.
 Sah-sah saja jika ada pelanggaran, tetapi semua masih dalam koridor, tidak adal yang berlebihan. Jika berani, lawan harus duduk bersama menyaksikan video assitant referee alias VAR di MK. Itupun jika punya nyali.
Pendukung pihak lawan sudah berada di ambang batas kesabarannya, yel-yel di lapangan menjadi tidak terkontrol.Â
Sayang sekali bagi pihak lawan karena di antara pendukung sendiri ada juga yang mulai memihak pada tim tiki-taka.
Ketika gol tercipta dengan indah, tak jarang standing ovation atau tepuk tangan sambil berdiri dilakukan atau diberikan oleh supporter tim lawan. Sehabis laga, dapat ditebak ada yg akan berpindah kubu.
Tiki-taka yang mengedepankan pendekatan yang mengutamakan kekompakan dan pengetahuan memanfaatkan ruang di lapangan hijau berjalan dengan sempurna di lapangan politik bagi Jokowi.Â
Bola-bola pendek dan akurat melalui pendekakatan politik yang cerdas serta dialirkan secara jeli memanfaatkan celah pertahanan lawan.
Terlalu tangguh untuk dihentikan, selama lawan hanya bisa mengandalkan emosi semata bukan serangan balik yang lebih cerdas.Â
Pemenangnya sudah diketahui sebelum pertandingan 90 menit berakhir. Kalah di dalam dan di luar lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H