Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Benci dan Sayang untuk Arief Poyuono

18 Mei 2019   07:05 Diperbarui: 18 Mei 2019   09:15 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arief Poyuono I Gambar : Tribun

Nama Arif Poyouno alias Poyu menjadi sangat terkenal sekarang. Politisi sekaligus Wakil Ketua Umum Gerindra ini memang pantas menyedot perhatian khalayak melalui panggung politik di Pemilu 2019 ini.

Debatnya dengan Adian Napitupulu menjadi sangat fenomenal. Dalam suasana politik yang kaku dan Adian yang kolerik, debat itu terlihat kocak dengan adanya Poyu di dalamnya. Poyu memang kalah telak dalam debat "berseri" tersebut, tapi soal menghibur, Poyulah yang terbaik.

Selepas debat tersebut, nama Poyu naik lagi ke permukaan. Poyu adalah orang Gerindra dalam sekutu BPN Prabowo-Sandi yang berani melabrak kolega politik sendiri seperti  Andi Arief dan Demokrat sekaligus dalam skandal "Setan Gundul". Andi Arief menyodorkan "setan gundul" agar lebih dekat ke Gerindra, Poyu dengan gagah perkasa membentak "setan gundul" itu kembali ke Demokrat.

Alhasil Poyu menjadi orang yang paling dibenci oleh Demokrat. Politisi muda Demokrat lainnya seperti Jansen Sitindaon dan Ferdinand Hutahean sampai turun tangan dan kaki untuk mengurung Poyu sambil mengatakan Poyu itu bukan siapa-siapa.

Poyu tak gentar. Ketika Gerindra melalui politisi, Riza Patria meminta maaf kepada Demokrat, Poyu mengatakan bahwa itu bukan permintaan maaf dari dirinya dan partai, itu hanya dari seorang Riza. Poyu semakin dikecam.

Tak ada hujan tak ada angin, selanjutnya dalam semangat simposium yang sakit kepala memikirkan cara untuk menguak kecurangan di Pemilu 2019, Poyu meminta agar rakyat memboikot pajak, alias tidak membayar pajak jika Prabowo kalah.

Di sini dalam kemarahannya, Poyu terlihat amat kocak, bagaimana bisa tidak membayar pajak jika Poyu sendiri menikmati fasilitas dari pembayaran pajak di negeri ini. Menkeu Sri Mulyani bahkan ikut bicara dengan melakukan serangan balik sembari mengatakan partai juga menikmati pajak tersebut bahkan per kepala, kepala siapa? Kepala Poyu.

Baca lebih lengkap : Serangan Balik Mematikan Sri Mulyani Untuk Arif Poyuono

Terakhir, Poyu benar-benar disebut keluar dari orbit, ketika kawan dekat sendiri harus pusing dibuatnya. Di dalam spirit menolak hasil Pemilu 2019, Poyu meminta segenap prajurit BPN menolak pilpres dan pileg sekaligus. Jangan setengah-setengah.

"Perwira" BPN dari Gerindra seperti Fadli Zon dan Andre Rosiade kebakaran jenggot, berada di kondisi seperti buah simalakama. Kedua orang itu kebingungan sendiri, bagaimana nasib mereka jikalau pileg juga harus ditolak.

Mengapa? Kedua orang ini adalah pemilik suara tebanyak dalam pileg kemarin di dapil masing-masing. Jika setuju dengan Poyu, bagaimana nasib suara konstituen mereka yang telah memilih mereka dan satu kaki mereka yang telah menuju kemewahan sebagai anggota Dewan.  Setuju dengan pendapat Poyu dapat berarti "bunuh diri" bagi Fadli dan Andre. Soal nyali mereka harus berguru pada Poyu.

Baca lebih lengkap : Fadli Zon dan Andre Rosiade "Bunuh Diri" Jika Tolak Hasil Pemilu

Meskipun keluar orbit, menyerang atau membuat pusing lawan maupun kawan sendiri, Poyu pasti amat disayang minimal oleh sang Presiden Kertanegara, Prabowo Subianto.

Poyu adalah satu dari sedikit orang yang tetap berjuang dan mengikuti arahan politik Prabowo tanpa  catatan dan tanpa syarat. Ketika banyak orang dari dalam BPN terlihat berhati-hati untuk berargumen membela Prabowo karena menemukan sesuatu yang janggal atau tidak waras, Poyu tidak takut untuk terus menerabas.

Lihat saja, ketika Prabowo mengatakan lebih TNI daripada TNI, Poyu dengan percaya diri mendukung itu dengan menambahi ungkapan Indonesia pangkat dua dan lain sebagainya. Poyu ditertawakan, tetapi bagi Poyu  itu adalah jalan yang harus diambil demi Prabowo.

Ketika instruksi Prabowo dari panggung simposium agar menolak hasil Pemilu secara keseluruhan, Poyu adalah satu dari sedikit orang politisi andalan BPN yang menyuarakan itu dengan tegas, tidak peduli jika hal itu akhirnya merugikan kawan ataupun merugikan dirinya sendiri.

Poyu itu gambaran loyalitas politisi yang ideal di Gerindra maupun BPN saat ini, bisa juga disebut legenda. Legenda yang sinarnya semakin lebih terang dari Fadli Zon yang hanya pintar menghibur lewat sajak picisan atau Andre Rosiade yang hanya pintar bercuap-cuap dan berargumen dengan kemeja mewah di televisi. Poyu adalah gabungan keduanya, komplit.

Poyu  sekarang mungkin dibenci, tetapi jelas, Poyu juga disayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun