Di tengah perselisihan politik yang tidak ada habisnya dengan drama dan intrik, saling tuding, saling klaim, tidak mau kalah dan lain sebagainya, sebuah acara yang menyejukan dipaparkan oleh beberapa orang pemimpin muda Indonesia dalam sebuah acara non formal bertajuk "Silahturahmi Bogor Indonesia".
Bertempat di Museum Balai Kitri, Bogor, Jawa Barat, berkumpul para tokoh muda di dalam kepemimpinan nasional. Hadir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkilfimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Selain itu, hadir pula Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tanggerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Selain para pemimpin dari daerah ini, hadir juga Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono dan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.
Apa tujuan pertemuan ini? Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang bertindak sebagai tuan rumah mengatakan bahwa agenda pertemuan ini adalah untuk menyatukan kekuatan-kekuatan dari segenap komponen bangsa untuk  membangun kebersamaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mereka adalah sahabat saya. Sering bertukar pikiran. Kita punya tujuan yang sama, kita ingin nuansa silaturahmi dijaga di bulan Ramadhan. Membangun suasana yang sejuk," ungkap Bima, saat ditemui di Kantor Balai Kota Bogor.
Bima juga sempat bercanda bahwa grup ini nantinya mungkin akan berubah  menjadi sebuah grup band.
"Masalah lain nanti ketika bertemu ada agenda lain, kita lihat nanti. Tapi spirit utamanya adalah persahabatan. Mungkin nanti juga akan nyanyi bareng," tambah Bima.
Silahturahmi adalah sebuah hal yang baik bahkan mulia. Dilihat dari akar katanya, silahturahmi (atau terkadang disebut dengan silaturahim) berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata 'shilah' yang berarti hubungan atau relasi dan 'rahim' yang berarti kerabat atau kasih sayang.
Ini dapat berarti Silaturahim adalah sebuah jembatan kasih sayang. Menjembatani dua sisi yang berbeda terhubung dengan jiwa kasih dan sayang. Â
Di dalam tradisi bangsa kita, ini menjadi sebuah ciri khas yang tidak boleh ditinggalkan. Perbedaan suku, agama, partai dan lain-lain seharusnya tidak menghalangi kita untuk melakukan silahturahmi.
Manfaat silahturahmi juga banyak, seperti menjadi alat unutk rekonsiliasi yang sangat efektif dalam upaya penyelesaian berbagai kekhilafan, perselisihan, ketegangan, atau konflik antaranggota keluarga atau masyarakat yang terjadi.
Selain itu, silaturahmi juga bisa dijadikan sebagai sarana atau medium relasi sosial untuk memecahkan berbagai kebuntuan dan masalah yang rumit di dalam keluarga maupun masyarakat.
Jika kembali ke pertemuan para tokoh muda nasional ini, semua itu tergambar dengan jelas. Beberapa dari antara mereka harus diakui terpolarisasi dengan jelas dalam pertarungan politik nasional di Pemilu 2019.
Sebut saja AHY dan Bima Arya yang mewakili Demokrat dan PAN yang mendukung kubu 02, bertemu dengan yang lain yang mendukung 01 seperti Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid.Â
Akan tetapi mereka dapat berkumpul bersama, tersenyum bersama bahkan berdiskusi bersama untuk kebaikan bangsa Indonesia.
Di sisi lain, harus diakui bahwa pertemuan ini  telah memberi warna-warni yang penuh di tengah mendung gelap politik yang masih terjadi. Para tokoh muda ini telah memberi contoh, memberi kesejukan dan harapan.
Harapan yang dibangun karena wajah-wajah ini adalah wajah yang akan mengisi panggung kepemimpinan bangsa ke depan pasca Jokowi, JK , Prabowo dll.
Hal Ini dapat berarti, rakyat bisa tersenyum karena kepemimpinan ke depan akan diwarnai dengan  kepemimpinan yang penuh optimistik dan harmoni.
Hal ini juga bukan berarti akan meniadakan perbedaan yang ada, tetapi dalam perbedaan, tetap ada jalan silahturahim  sebagai jalan tengah ketika para pemimpin sadar bahwa kepentingan bangsa lebih penting daripada nafsu kekuasaan sesaat atau kepentingan sendiri atau kelompok.
Salut untuk ide dan pertemuan ini, semoga pertemuan ini membuat pertikaian politik dapat mereda sekaligus membuat kesejukan yang meneduhkan bagi bangsa ini.
Sumber : 1Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H